Kabag Humas Setda Intan Jaya : “Tak Benar Bentrokan Berawal Dari Tembakan Natalis Tabuni”
Pasca bentrok antar massa di Kabupaten Intan Jaya, yang disebabkan oleh penetapan pleno rekapitulasi suara saat pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 15 Februari lalu menyisakan tanya siapa sesungguhnya aktor dibalik kerusuhan tersebut.
Beberapa pihak menuding bahwa awal kerusuhan disebabkan Bupati incumbent yang melepaskan tembakan ke udara, sehingga yang saat itu suasana sedang memanas langung terbakar oleh amarah dan terjadilah bentrok. Menanggapi hal tersebut, Bupati Intan Jaya melalui Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten Intan Jaya, Yoakim Mujizau mengatakan tidak benar jika awal bentrokan di daerah kami berawal dari tembakan yang dilakukan oleh pak Bupati.
Awalnya pak Bupati datang sebagai pasangan calon Bupati menghadiri undangan KPU untuk Pleno dengan pakaian semi formal. Namun situasi tidak memungkinkan maka beliau balik lagi dari tengah jalan ke kediaman lalu ganti pakaian formal dan menggunakan topi berlambang garuda
“Datang sebagai Bupati definitif bersama anggota TNI, Brimob beserta ajudannya untuk mengevakuasi KPU dan komisioner. Dan juga Justru pada saat itu pak Bupati sedang terdesak oleh kerumunan massa yang akan menyerangnya bersama ketua KPU dan komisionernya dalam Kantor KPU Intan Jaya,” ujarnya di Jakarta, Senin (27/03/2017).
Lebih lanjut Akim menjelaskan karena masa menduduki pintu masuk ruang kantor KPU Intan Jaya sambil membuka noken agar SK Bupati diisi ke noken itu, padahal belum pleno dan belum tahu paslon mana yang memperoleh suara terbanyak sehingga beliau membela diri dengan melepaskan tembakan ke udara, namun pistolnya tidak meletus. Bupati hanya mengangkat pistol ke atas, tidak menembak ke udara, mau menembak ke udara pun pistol tidak meletus kok gimana ceritanya.
“Adapun pihak-pihak yang menuduh bahwa pak Bupati yang menyebabkan kerusuhan itu adalah fitnah. Mereka hanya tidak senang jika Bupati saat ini terpilih kembali untuk memimpin masyarakat di Kabupaten Intan Jaya,” ujarnya. Tambah Akim, sebenarnya pada pleno rekapitulasi sampai tanggal 22 Februari lalu telah berlangsung aman dan damai. Namun ada pihak-pihak tertentu menginginkan agar situasi di Intan Jaya mencekam dan seolah-olah keamanan yang dilakukan Pemerintah Daerah tidak memadai.
“Sudahlah kita jangan terlarut dalam konflik yang berkepanjangan, marilah kita bangun daerah yang kita cintai ini menjadi lebih maju. Kalaupun Bupati incumbent itu terpilih kembali itu dikarenakan masyarakat di Intan Jaya masih menginginkan beliau untuk menjadi pemimpinnya,” tutupnya.
Sementara itu, Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengatakan telah terjadi tragedi kemanusiaan dan demokrasi radikal dan anarkis di kabupaten yang saya pimpin. Pasca Pilkada telah terjadi demokrasi yang chaos di Intan Jaya saat proses rekapitulasi suara yang dilakukan KPU, sampai menelan korban nyawa.
“Pendukung pasangan calon nomor urut dua menekan dan mengancam KPU Intan Jaya untuk menetapkan pasangan tersebut sebagai pemenang Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati.Padahal, masih ada suara di 7 tempat pemungutan suara (TPS) dari 2 distrik (Kecamatan) yang belum direkap atau diinput oleh KPU,” ujarnya saat menggelar jumpa pers di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/03/2017) kemarin.
Menurut Natalis, tragedi tersebut terjadi setelah ada aksi saling serang dan provokasi dari tokoh-tokoh politik tertentu.
“Sehingga ratusan warga di Intan Jaya yang awam terpancing emosi dan termovitasi untuk menekan KPUD yang sedang melaksanakan rekapitulasi,” katanya.
Natalis menjelaskan rekapitulasi yang dimulai 22 Februari 2017 tersebut awalnya berjalan lancar. Akan tetapi, kondisi normal tersebut berubah keesokan harinya.
“Lalu kami mendapat laporan jika mulai hari itu, pasangan calon urut dua mengarahkan pendukungnya untuk mengepung KPU Intan Jaya. Dan aparat keamanan turut menekan komisioner untuk mengeluarkan SK,” terangnya.
Akhirnya, tambah Natalis, ratusan massa pendukung paslon nomor dua secara beringas, memasuki KPU Intan Jaya dan melakukan perusakan. “Seluruh fasilitas KPU hancur berantakan dan bahkan kantor KPU juga dirusak kaca dan semua atap dibolongin oleh lemparan batu dan mereka tertekan,” ungkapnya.
(RB)
Post Views: 781
sebenarnya saya mau katakan bahwa tembakan pak bupati itu tidak jelas hanya menuduh dari pihak kekalahan politik berarti mereka hanya mau mempersalahkan dia agar dia tidak dipilih
hipotesis artinya itu hanya sementara jawaban belum jelas apakah itu benar atau salah.