Ibadah Sholat Jumat 10 Agustus 2018 Di Masjid Baitul Makmur Argo Mulyo, Distrik Uwapa, Nabire
Bertempat di Masjid Baitul Makmur, Kampung Argo Mulyo, Distrik Uwapa Nabire, telah dilaksanakan Ibadah Sholat Jumat, 10 Agustus 2018.
Bertindak sebagai Khotib sekaligus Imam pada sholat jumat ini adalah Ustad Mustamarudin S.Pdi. Adapun tema pada ibadah Sholat Jumat kali ini adalah Keimanan.
Ayyuhal mukminun ibadallah,
Sesungguhnya nikmat Allah Jalla wa ‘Ala sangat banyak tak terhingga. Sebagaimana firman-Nya,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.” (QS. Ibrahim: 34).
Dan nikmat Allah Jalla wa ‘Ala yang paling utama dan paling istimewa yang Dia berikan untuk hamba-hamba-Nya adalah nikmat iman. Inilah nikmat yang paling agung yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman,
وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ (7) فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Dalam khotbahnya, Ustad Mustamarudin mengatakan, dengan keimanan manusia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan keimanan akan digapai ketenangan, syahdu, dan kemantapan hati dan jiwa. Dengan keimanan juga diperoleh kenikmatan kehidupan di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97).
Dengan keimanan, surga dan kenikmatan serta anugerah yang begitu banyak di dalamnya dapat diraih. Dengan keimanan akan diperoleh keselamatan dari neraka dan dari adzab yang pedih di dalamnya.
Dengan keimanan, seorang mukmin akan berjumpa dan memandang wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb Yang Mahamulia. Dan ini adalah kenikmatan tersbesar yang diperoleh oleh ahlul iman. Allah berfirman,
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
Dengan bimbingan al-Kitab dan as-sunnah, seorang mukmin akan mengetahui tentang hakikat iman. Betapa kita sangat membutuhkan untuk mengkaji tentang keimanan, membahas poin-poin dan keadaan iman berdasarkan bimbingan Kitabullah dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut ini beberapa hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang keimanan:
“Kabarkanlah kepadaku tentang iman!” Rasulullah menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.”
Hadits ini menunjukkan bahwa iman adalah ajaran inti yang agung dan pondasi yang kuat. Dan ia memiliki enam unsur asasi: (1) iman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, (2) iman kepada malaikat-malaikat, (3) iman kepada kitab-kitab, (4) iman kepada rasul-rasul, (5) iman kepada hari akhir, dan (6) iman kepada takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Penjelasan terperinci mengenai enam rukun iman ini dapat dijumpai di buku-buku permasalahan akidah.
Yang paling utama dari keimanan adalah dua kalimat syahadat, kemudian menegakkan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan haji ke Baitullah. Jadi shalat adalah bentuk keimanan, puasa adalah bentuk keimanan, membayar zakat adalah bentuk keimanan, dan haji adalah bentuk keimanan.
Lebih lanjut Ustad Mustamarudin meminta kepada jamaah untuk merenungkan hadits-hadits tentang keimanan yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bersungguh-sungguhlah dalam memahaminya dan mengamalkannya.
“Dan saya memohon kepada Allah Jalla wa ‘Ala dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya agar mengokohkan keimanan saya dan Anda sekalian, agar Allah menghiasi diri kita dengan keimanan, dan menjadikan kita semua hamba-hamba-Nya bertakwa. Kita juga memohon agar Allah memperbaiki keagamaan kita yang merupakan sesuatu yang paling penting yang kita miliki, memperbaiki dunnia kita dimana kita hidup di dalamnya, dan memperbaiki akhirat kita yang nanti menjadi tempat kembali kita. Kita juga memohon agar Allah menjadikan kehidupan kita ini sebagai penambah bekal kebaikan dan menjadikan kematian sebagai peristirahatan dari segala keburukan” katanya.
[Nabire.Net/Mustamarudin]
Tinggalkan Balasan