Ibadah Minggu Pagi, Minggu Sengsara III, 25 Februari 2018, Di Jemaat GKI Tabernakel Oyehe Nabire
“Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.
Demikian kutipan pembacaan Firman Tuhan, pada Ibadah Minggu Pagi, 25 Februari 2018, atau Minggu ketiga masa kesengsaraan Yesus, bertempat di Jemaat GKI Tabernakel Oyehe Nabire. Ibadah ini dipimpin pelayan firman, Pdt. M. Simbolon S.Th. Dan pembacaan firman diangkat dari Markus 9:30-32 dengan tema “Pemberitahuan Kedua Tentang Penderitaan Yesus”.
Dalam khotbahnya, Pdt. M. Simbolon S.Th mengatakan, pembacaan firman Tuhan ini menceritakan tentang Yesus yang mulai berbicara tentang penderitaan yang akan dialaminya. Mengapa Yesus membeberkan masa depan hidup-Nya, tentang jalan penderitaan yang harus Dia lalui, karena Yesus tahu alasan untuk apa dia menderita, dan Dia ingin murid-muridNya juga tahu tentang hal tersebut.
Yesus pun punya alasan yang sangat kuat yang membuat Dia tidak takut menghadapi jalan penderitaan yang harus Dia tempuh. Kita semua adalah alasan-Nya, sehingga Dia rela menempuh jalan penderitaan, bahkan kematian sekalipun Dia mau lakukan itu untuk kita.
Yesus juga ingin agar murid-muridNYa tidak takut dalam menghadapi yang namanya penderitaan, tapi tetap berjalan melewati dan melampaui penderitaan itu.
Lebih lanjut Pdt. M. Simbolon mengatakan bahwa para murid Yesus pada waktu itu sama sekali tidak mengerti perkataan Yesus tentang jalan penderitaan yang akan ditempuh-Nya itu. Namun di kemudian hari mereka akhirnya memahami makna jalan penderitaan yang harus Guru mereka lalui.
Sama seperti murid-murid yang terus berjalan bersama-sama dengan Yesus, kita pun pada akhirnya akan bisa melihat, merasakan dan menemukan apa yang menjadi kesaksian para murid tentang penderitaan.
Namun Yesus menginginkan agar kita tidak takut dan gentar menghadapi setiap penderitaan, sama seperti apa yang sudah Yesus alami, karena dibalik segala penderitaan yang kita alami, ada kemuliaan dan mahkota kehidupan yang abadi yang bisa kita temukan di balik penderitaan tersebut.
Ibadah juga diisi dengan puji-pujian.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan