HUT Kartini ke-134 : Perempuan Papua Sudah Maju

Tak terasa, kini sudah 134 tahun lamanya rakyat Indonesia dari  Sabang sampai Merauke memperingati HUT Kartini ditandai dengan bangkitnya RA Kartini.  Lantas apa makna HUT Kartini di mata dua perempuan Papua Sipora  Nelci Madouw/ Regina Mabuay.

Ada dua agenda  peringatan   HUT Kartini  ke-134 tahun 2013  di Papua masing-masing lomba lari  10 Km dan gerak jalan indah  yang melibatkan pelbagai  organisasi  wanita di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Khusus  untuk  lomba gerak  jalan indah saat  tempo  dulu  serang dilombahkan. Kini seakan dilupakan. Padahal lomba gerak  jalan  indah termasuk suatu seni  olahraga  untuk memberikan semangat bagi perempuan dalam suatu aktivitas.

“Kami menggelorakan kembali lomba  gerak jalan indah untuk  memberikan kesempatan kepada perempuan-perempuan atau mama mama yang selama ini hanya berkecimpung dirumah,” tukas  Ketua  Persatuan Wanita Olahraga  Seluruh  Indonesia  (PERWOSI) Provinsi Papua Ny. Dra. Sipora  Nelci Madouw.

Dikatakannya,  lomba  gerak jalan  indah menunjukan bahwa perempuan  mempunyai seni, gaya hidup yang bisa disatukan dalam kelompok-kelompok kesatuan.  Lomba  gerak jalan indah dan  lomba lari 10 Km  untuk menjaring bibit atlit pelari yang  baru  mudah-mudahan menjadi kontribusi kami dari PERWOSI  untuk PON XIII di Jawa Barat  dan Porda Papua  yang akan digelar Oktober mendatang.

“Bulan ini adalah bukan Kartini bukan saja untuk membangunkan perempuan tapi perempuan sebenarnya sudah bangun. Dan memberikan kesempatan gerak dan ruang supaya dia bisa tunjukan bahwa saya juga ada walaupun sudah jadi mama  tapi saya bisa   punya sportivitas dan aktivitas di luar rumah,” imbuhnya.

Untuk perempuan Papua sendiri, kata dia, semua perempuan di Tanah Papua  adalah milik orang Papua. Mereka harus merasa dirinya  adalah perempuan Papua. “Perempuan Papua sudah maju dan terlibat secara nyata  dalam segala kegiatan pembangunan, termasuk olahraga,”  tutur  dia.

Senada dengannya, Wakil Ketua  PERWOSI Provinsi Papua  Ny. Regina Mabuay menuturkan  Kartini  semenjak 1879 -2013 telah  membuat suatu terobosan  yang  besar, sehingga kaum  perempuan tak terkungkung dirumah. Tapi  telah mengambil bagian dalam segala lini baik pemerintahan,  swasta, pendidikan dan lain-lain dengan  terus-menerus  meningkatkan kemampuan mereka. Perempuan sudah  bisa.

“Sudah menjadi kerinduan  bagi perempuan-perempuan Papua untuk lebih  banyak dilibatkan dalam pembangunan,” imbuhnya.

(Sumber : Bintang papua)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *