Hari Noken Sedunia 2020 : Mengenal Noken Toya Agiya, Noken Anggrek Suku Mee

(Hari Noken Sedunia 2020 : Mengenal Noken Toya Agiya, Noken Anggrek Suku Mee)

Nabire – Noken adalah tas tradisional asal Papua yang telah ditetapkan badan PBB, UNESCO, sebagai warisan budaya tak benda.

Setiap tanggal 4 Desember, Dalam budaya suku Mee, noken toya agiya hanya boleh dibuat dan dipakai oleh pria Suku Mee, tetapi yang berhak memakai hanya untuk seorang tonowi atau pria yang memiliki kekuasaan, kekayaan, memiliki ternak yang banyak, memiliki istrik yang banyak dan pandai berpidato.

Noken toya agiya, saat ini mudah dijumpai di Pasar Moanemani maupun di beberapa tempat pinggir jalan Kota Nabire.

Noken ini dijual dengan harga bervariasi, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan dalam merajutnya. Noken anggrek ini walaupun mahal seperti emas, tetapi sangat kuat dan tidak mudah robek, mampu bertahan lama karena dalam proses pembuatannya sangat rumit dan membutuhkan waktu sekitar tiga bulan.

Untuk mendapatkan anggrek emas sebagai bahan noken harus dilakukan dengan masuk ke dalam hutan yang jauh dari pemukiman.

Bagi wisatawan yang datang di Nabire dan ingin mengkoleksi noken anggrek emas ini, harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam. Sangat disarankan untuk tidak menawar saat membeli, hal ini sebagai bentuk apresiasi pada pembuat noken, karena untuk mendapatkan bahannya sendiri sangat susah, proses pembuatannya rumit dan membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Tanaman anggrek sebagai bahan pembuat noken, hanya dijumpai di hutan sekitar Paniai, Dogiyai, Deyai. Itupun dalam mencarinya harus masuk hutan, lewat kali maupun jurang, dengan kondisi cuaca tidak menentu. Untuk itu perlu dilakukan penelitian agar anggrek ini dapat dikembangkan dan dibudidayaan anggrek, sehingga pengrajin noken tidak kesulitan lagi dalam mencari bahan.

[Nabire.Net/Hari Suroto]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *