Harga Daging Sapi Melonjak Hingga Rp.130 Ribu/Kg

Haji-nurdin-koordinator-pejagal-sapi-nabire

Haji Nurdin

Kenaikan harga daging sapi di kota Nabire, khususnya di pasar sentral Kalibobo Nabire, mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan, yaitu Rp.130.000 per Kg.

Kendatipun demikian, konsumen tetap antusias berbelanja tanpa memperhitungkan tingginya daging sapi tersebut. Hal ini terlihat di pasar sentral kalibobo saja, para pejagal memotong sapi, jelang h-1 sebanyak 80 ekor lebih.

Tingginya harga daging sapi disebabkan para pedagang tidak memasok sapi dari luar nabire, tetapi hanya membeli sapi lokal di daerah ini, yang harganya juga cukup tinggi, yaitu 25 juta rupiah lebih per ekor dengan bobot badan 80 kg lebih.

Menurut koordinator pejagal, haji nurdin saat di temui rri di pasar sentral kalibobo mengatakan, tingginya harga daging sapi di hari raya ini, karena pedagang tidak memperoleh rekomendasi dari dinas peternakan, untuk memasok sapi dari luar kabupaten nabire, sehingga mereka hanya membeli sapi lokal yang harganya sangat mahal.

“Di Kabupaten nabire tidak ada stok sapi potong, sedangkan kebutuhan konsumen semakin hari makin meningkat, apalagi kalau hari raya seperti ini. Sedangkan harga sapi di petani peternak mendadak tinggi, sudah mencapai 25 juta rupiah per ekor, bahkan ada yang sampai 27 juta per ekor, standart 13 juta ukuran 80 kilogram, ini di akibatkan tidak mendapat ijin dari propinsi,” tutur haji nurdin Rabu (7/8/2013).

Sementara itu kepala dinas peternakan kabupaten nabire, Ir.Wilem Rumbiak saat dihubungi melalui telepon selulernya mengatakan, ketersedian sapi potong di nabire, yaitu sapi lokal sudah cukup banyak, sehingga pihaknya belum memberikan rekomendasi kepada para pedagang untuk memasok dari luar nabire, dan pihaknya juga bersedia memberikan rekomendasi, jika ada pedagang yang ingin memasok sapi potong dari luar nabire.

“Kami sudah menghimbau kepada para pejagal atau pedagang dagin sapi untuk tidak terlalu menaikan harga yang terlalu tinggi sehingga bisa di jangkau masyarakat,” ungkap kepala dinas peternakan nabire wilem rumbiak.

selain itu para pejagal juga keluhkan kepada dinas peternakan kabupaten nabire, untuk menyiapkan sarana berupa Rumah Potong Hewan (RPH) dan kios daging, karena selama ini hanya berjualan di tempat yang tidak layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *