Gerakan Pencaker Intan Jaya Klarifikasi Isu Video Terkait Seleksi CPNS 2024 di Nabire
Nabire, 13 November 2024 – Sebuah video berdurasi 1 menit 24 detik yang viral di media sosial baru-baru ini menimbulkan kontroversi terkait proses seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024 di SMA Negeri 1 Nabire. Video tersebut memuat tuduhan terhadap Gerakan Pencaker Kabupaten Intan Jaya (GEPIYA) yang dianggap mencemarkan nama baik organisasi dalam proses seleksi CPNS. Tuduhan dalam video tersebut menyiratkan ketidaktransparanan dan potensi ketidakadilan dalam seleksi yang dapat merusak hubungan antar masyarakat Papua.
Menanggapi viralnya video ini, Yanuarius Weya, Ketua Gerakan Pencaker Intan Jaya, mengadakan klarifikasi dalam sebuah jumpa pers yang digelar pada Rabu, 13 November 2024, di Bete Caffe, Oyehe Nabire. Dalam kesempatan tersebut, Weya menjelaskan bahwa video tersebut bertentangan dengan kesepakatan yang sudah dibuat oleh kelompok pelamar CPNS asal Intan Jaya, yang berjumlah lebih dari 1.600 orang.
“Pada dasarnya, kami telah sepakat untuk menjaga ketertiban selama seleksi, termasuk kesepakatan agar tidak ada yang merekam video. Kami mengutamakan integritas dan menghindari potensi penyalahgunaan yang bisa merugikan pelamar asli Intan Jaya,” ungkap Weya.
Selain itu, Weya menegaskan bahwa meskipun pengambilan foto diperbolehkan, perekaman video dilarang untuk menjaga kerahasiaan dan memastikan proses seleksi berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Weya juga mengungkapkan bahwa pihaknya mengharapkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Intan Jaya terhadap kondisi ketenagakerjaan di wilayah tersebut. Angka pengangguran yang tinggi di Intan Jaya, menurut Weya, membuat kesempatan untuk diterima sebagai CPNS seharusnya diprioritaskan untuk Orang Asli Papua (OAP) yang berasal dari daerah tersebut.
“Lebih dari seribu warga kami di Intan Jaya masih menganggur, dan kami berharap pemerintah bisa memberi kuota lebih banyak untuk OAP Intan Jaya dalam seleksi CPNS ini. Jika tidak, kami khawatir ketegangan yang sudah terjadi bisa memanas kembali,” tambahnya.
Di akhir klarifikasinya, Weya mewakili 1.600 anggota Gerakan Pencaker Intan Jaya menyampaikan permintaan maaf kepada 17 pelamar CPNS sesama OAP yang sempat diinterogasi selama proses seleksi. Ia menegaskan bahwa interogasi tersebut hanya untuk memastikan kondisi seleksi tetap aman dan tertib, bukan untuk maksud lain.
“Kami ingin meminta maaf kepada saudara-saudara kami yang sempat merasa tidak nyaman. Semua itu hanya untuk menjaga kelancaran dan keamanan proses seleksi. Kami juga memohon maaf kepada keluarga dari suku Mee di Paniai, Deiyai, Dogiyai, serta suku-suku lainnya di enam provinsi Papua,” tutup Weya.
Dengan klarifikasi ini, Gerakan Pencaker Intan Jaya berharap masyarakat dapat memahami maksud dari pernyataan tersebut dan mendukung jalannya seleksi CPNS 2024 yang adil dan transparan di Intan Jaya.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Salut buat kawan2 pencaker Intan jaya. Harus tegas✊🏿
Konyol Intelektual Otak mati.
Dasar Intelektual Otak mati
Kalian bersaing lah, Kuota su banyak juga mo, jangan terlalu manja. Bagiamana mo maju pemikirannya masih berharap gratisan
Ini kalau hidup manja plus harus di endorse pemerintah.
barang itu pusat punya nasip-nasipan
Keberadaan nya sama bawah pengangguran
Kata maaf tidak ada arti bagi mereka yang ditolak,
Orientasi ke belakang bukan ke depan
Sama sama anak honai Papua tengah
Tindahkan yang kurang baik, diperbaiki?