Forkopmade Se-Jawa Bali Datangi Kantor Penghubung Jakarta-Papua Pertanyakan Dana Pendidikan Mahasiswa Deiyai

7757569572_88d16395cd_z

Perwakilan pelajar dan mahasiswa Deiyai dari setiap kota studi mendatangi Kantor Badan Penghubung Jakarta-Papua guna  meminta pihak penghubung memfasilitasi untuk memanggil Bupati dan Kepala Dinas terkait dalam hal ini Kepala dinas Pendidikan Deiyai.

Ketua Forkopmade se-jawa dan bali, Aliopek Pekei menjelaskan kepada media ini bahwa, Kami  sudah masukan surat di kantor penghubung dengan lampirkan alasan dan tuntutan kami, lebih dari itu, kami juga telah mendesak kepada kepala badan penghubung Jakarta-Papua secara lisan maupun tertulis untuk memanggil Pemda Deiyai.

Selanjutnya  pihak kantor penghubung  akan memanggil pemerintah daerah untuk datangkan di Jakarta lalu meminta bertanggungjawab atas pengelapan dana pendidikan tersebut.

Dijelaskan Ketua Forkopmade, Dari wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah akan kami tumpangi dengan jumlah mahasiswa yang besar untuk melakukan aksi besar-besaran di kantor penghubung-Jakarta-Papua.

Apabila Pemerintah daerah kabupaten Deiyai tidak menanggapi dan beraksi selama 3 hari kedepan mulai terhitung dari hari sabtu tanggal 13 sampai hari sealas tanggal 17. Kami tunggu selama tiga hari kedepan dan hari keempat kami akan memalang kantor penghubung jakarta-papua,  Kata ketua forkopmade se-jawa dan bali.

Saya sudah koordinasi kepada ketua-ketua koordinator di setiap kota studi se-jawa dan bali dan akan dibantu oleh beberapa senioritas mahasiswa Deiyai untuk menindaklanjuti terkait dana pendidikan kab. Deiyai tersebut.

Sementara itu kepala badan penghubung Jakarta- Papua, Reky Dougas Ambraw, S.sos. Msi. menyikapi atas tuntatan pelajar dan mahasiswa deiyai yang telah  menyurati sesuai dengan surat tuntutan yang  mereka ajukan sebagai aspirasi mereka di kantor dengan melampirkan 5 poin sebagai tuntutan mereka itu. Surat ini kami akan teruskan kepada pemerintah Provinsi tembusan pemerintah daerah kabupaten deiyai.

Dijelaskan kepala bidang penghubung, Kami kantor pihak penghubung tak bisa serta-merta memanggil Pemda Deiyai langsung mendatangkan di jakarta kecuali kami menyurati melalui pemerintah provinsi tembusan kepada kepala daerah dan menunggu selama 3 hari kedepan, kata Reky Dougas Ambraw, S.sos. Msi, Jelasnya.

Para senior mahasiswa Deiyai se-jawa dan balipun ikut kesal atas tindakan pemerintah daerah kab. Deiyai yang dinilai tidak transparansi atas anggaran dana tersebut, itu sebuah pemikiran primitive yang dilakukan oleh Pemda Deiyai. Oleh sebab itu, Biar bagaimanapun tindakan dan aksi para mahasiswa deiyai se-jawa dan bali sangat kami mendukung sebagai senior, Ujar Frans Madai mewakili senioritas.

Hampir menjelang setiap tahun, Pemerintah Daerah Kabupaten Deiyai selalu menipu mahaiswa juga memanipulasi untuk membodohi mahasiswa Deiyai se-indonesia,  Hal ini dinilai pemda kab. Deiyai tidak professional dalam mengambil tindakan yang nyata dan menyenangkan kedua bela pihak baik Mahasiswa maupun Pemerintah kabupaten Deiyai.

Mengapa Pelajar dan Mahasiswa Deiyai Se-Jawa dan Bali Menyampaikan Keluhan Mereka ?

Berikut berpendapat Gabby Ukago sebagai senioritas Mahasiswa Deiyai se-jawa dan bali bahwa, Pada prinsipnya Dana Tugas Akhir adalah bagian dari perhatian Pemerintah daerah dalam mendukung Sumber Daya Manusia di daerah, karena itulah mahasiswa tugas akhir dianggarkan secara khusus dari alokasi dana pendidikan, karena memang Pemerinta daerah punya kewajiban untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia di daerah.

Hal ini akan terkendala bila Pemerintah daerah dalam hal ini dinas terkait Pendidikan dan Pengajaran” tidak mengelolahnya secara baik sebagaimana tujuan dimaksud.

Lantas, menyimak penyaluran dana Tugas Akhir pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan adanya keluhan mahasiswa sebagai sasaran dari kebijakan dimaksud. Pertanyaannya adalah, Mengapa keluhan mahasiswa tersebut muncul ?

Pertanyaan ini kiranya menjadi perhatian bersama baik Pemda maupun Mahasiswa. Namun, pertanyaan tersebut tetap relevan akibat adanya hal-hal yang dirasa belum beres yang semestinya diperbaiki.

Beberapa hal yang menjadi pemicu munculnya keluhan di kalangan mahasiswa ialah:

1. Tidak adanya Transparansi Penyaluran Anggaran.

2. Pengadministrasian Data Mahasiswa yang tidak rapih di kantor Pendidikan dan Pengajaran kab. Deiyai

3. Penyaluran Dana Tugas Akhir yang terkesan tidak tepat waktu.

4. Pemborosan Anggaran dalam penyaluran Dana Tugas Akhir.

5. Adanya ketdkseimbangan perhatian Pemda di tiap kota studi.

Hal-hal ini sudah sepatutnya diperhatikan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran  karena hampir tiap tahun mahasiswa selalu sampaikan kepada perwakilan Dinas Pendidikan dan Pendidikan. Namun, hingga kini 2016 masih saja belum diperhatikan, maka muncul pertanyaan: sejauhmana Pemerintah daerah kabupaten Deiyai berperan menyiapkan Sumber Daerah Manusia di daerah ?

Pertanyaan diatas ini muncul, karena kami mengikuti bahwa sejak pemekaran hingga kini, Pemerintah daerah belum serius mendukung Sumber Daya Manusia secara transparansi dan akuntabel.

Terkait dengan carut-marutnya penyaluran Dana Tugas Akhir Tahun 2016 yang hingga kini belum direalisasikan tersebut, kami pun berkehendak mengemukakan pendapat kami selaku Mahasiswa. Bahwa kami sungguh sangat kesalkan kinerja Dinas Pendidikan dan Pengajaran yang lambang. Kelambanan kerja tersebut menyebabkan dana Tugas Akhir Tahun 2016 belum juga direalisasikan hingga kini nopember 2016 dan tentu ini sudah akhir tahun 2016 yang tidak lama Anggaran Tahun 2016 ditutup.

Memang Perwakilan Dinas Pendidikan dan Pengajaran sempat ke beberapa kota studi sekalipun tidak semua kota studi, namun itupun dijalankan dalam bulan oktober dan hanya dengaan tujuan mengumpulkan data mahasiswa tanpa menyalurkan dana Tugas Akhir. Lantas, pertanyaannya: Mengapa Data Mahasiswa baru dikumpulkan pada akhir tahun.

Bukankah Mahasiswa di tiap kota studi selalu memberikan data mahasiswa tiap tahun?

Lalu, kapan target yang ditentukan untuk penyaluran jika data mahasiswa dikumpulkan pada akhir tahun. Namun, semua itu menunjukkan Dinas Pengajaran dan Pendidikan tidak memiliki target waktu untuk merealisasikan Dana Tugas Akhir tersebut.

Lebih daripada itu, kelambanan kerja Dinas Pendidikan dan Pengajaran dalam merealisasikan Dana Tugas Akhir justru memberi kesan citra buruk Pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Dance Takimai, A.Ks. Hal ini Dinas Pendidikan dan Penagajran kab. Deiyai mesti sadari dalam hal ini.

[Nabire.Net/M.Tekege]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *