Doa Bersama Lintas Agama di Nabire untuk Perdamaian Dunia Tahun 2023
Nabire, Kamis (22/09/2023), bertempat di Aula Kesbangpol kabupaten Nabire, telah dilaksanakan kegiatan Doa Bersama Lintas Agama Hari Perdamaian Sedunia Tahun 2023.
Acara yang dilaksanakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Nabire ini dihadiri oleh seluruh anggota FKUB kabupaten Nabire, Kepala Kemenag Nabire, Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Nabire, para Tokoh Agama dan tamu undangan.
Acara diawali sambutan oleh Ketua FKUB kabupaten Nabire, Pdt. J.Mbaubedari, S.Th. Dalam sambutannya, Ketua FKUB Nabire menjelaskan, kegiatan ini merupakan program dari FKUB kabupaten Nabire. Dari tahun ke tahun setiap tanggal 21 September kegiatan ini dilakukan.
Dikatakan, pokok utamanya adalah Doa Lintas Agama untuk Perdamaian Dunia. Kegiatan ini merupakan persetujuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tema di tahun 2023 yaitu Action for Peace (Aksi untuk Perdamaian) dan Our Ambition for The Global Goals (Ambisi Kita untuk Tujuan Global).
“Tujuan tema ini merupakan suatu seruan untuk setiap orang bertindak mengakui tanggung jawabnya baik secara pribadi tetapi juga secara bersama dalam rangka memupuk perdamaian dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Sehingga hari ini ditetapkan untuk dirayakan untuk melambangkan dan mempromosikan perdamaian oleh masyarakat internasional nasional di seluruh dunia termasuk kita menjadi bagian pada masyarakat internasional yang ada di daerah kita ini,” jelas Ketua FKUB.
Lanjut dikatakan Ketua FKUB Nabire, ini merupakan sebuah kesempatan baik untuk seluruh negara-negara di dunia maupun di daerah-daerah untuk merefleksikan pentingnya perdamaian dalam kehidupan sehari-hari, sebab kalau perdamaian itu jauh atau tidak ada maka akan ada sedikit kesulitan untuk bisa meraih apa yang dikatakan, entah itu kebahagiaan atau kesejahteraan.
Ketua FKUB kabupaten Nabire, Pdt. J.Mbaubedari, S.Th, mengatakan, aksi untuk kerukunan umat beragama kabupaten Nabire yang dibuat ini adalah doa untuk perdamaian karena memang di Nabire ini terkumpul semua pimpinan umat beragama, ada Pastor, Pendeta, Haji dan juga dari agama Hindu dan Budha semua berkumpul disini. “Nanti dalam kegiatan-kegiatan seperti ini baru kita libatkan lagi baik itu dari Pimpinan Klasis, Pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat umat beragama dan lainnya.
“Kita harapkan pemerintah juga melihat hal ini sehingga ada aksi-aksi yang dilakukan entah dalam bentuk apapun untuk mempromosikan pentingnya perdamaian itu baik dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Sering kali kita lihat Kepala Daerah yang lain atau negara-negara lain yang sementara dalam konflik dan lain sebagainya kita lihat kesana tetapi di daerah kita perdamaian ini kadang kala seolah-olah sesuatu yang semu saja. Hari ini hidup tenang, besok ada konflik dan berbagai soal menimbulkan ketidaktenangan dan ketidaktenangan itu menyebabkan orang-orang tidak merasa damai,” tutur Pdt. J.Mbaubedari.
Lebih lanjut diungkapkan, tidak sembarang PBB menetapkan tanggal 21 September ini sebagai hari perdamaian internasional, jadi semua lakukan gerakan untuk perdamaian, mulai dari pribadi keluarga kelompok dan sebagai masyarakat dalam satu bangsa dan negara.
“Waktu tahun 2019 kalau tidak salah itu dilakukan secara besar-besaran bertempat di Aula Kantor Bupati dan dihadiri Bapak Bupati sendiri dan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Pelajar Mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa waktu itu kita undang lima orang hadir, sementara di sekolahnya masing-masing kita berikan ke Kepala-Kepala Sekolah dan Rektor untuk dilakukan doa pada jam yang sama di setiap sekolah dan kampus masing-masing dan itu kegiatannya berjalan dengan baik. Yang berikut untuk pembiayaan inin bersumber dari biaya operasional atau bantuan dari Kementerian Agama yang sejak tahun 2017 kalau tidak salah di Jayapura arahan tentang penggunaan dana operasional, ini sebenarnya bukan dana program-program, tetapi merupakan dana operasional pertemuan-pertemuan dan lain sebagainya,” beber Ketua FKUB Nabire.
Di tempat yang sama, Kepala Kemenag Nabire, Pdt. Yafeth Iyai, S.Th, dalam sambutannya mengatakan, Hari Perdamaian Dunia ini terjadi diawali dari diri pribadi, keluarga maupun masyarakat. “Di Nabire ini saya lihat sudah ada yang mendoakan entah di kantor-kantor bahkan dimana pun mereka berada, oleh sebab itu Nabire saat ini konflik sudah berkurang.”
Kata Kepala Kemenag, saat ini adalah perdamaian dunia karena PBB katakan bahwa dunia ini harus damai dalam arti setiap kegiatan harus berjalan dengan baik, terutama kepada pelayanan kita masing-masing.
“Saya mau kegiatan-kegiatan di Nabire harus berjalan dengan baik. Iya kita doakan supaya kegiatan berikutnya berjalan dengan lancar lagi, agar Nabire tetap damai, baik di dalam pemerintah maupun organisasi kita masing-masing”, tandas Kepala Kemenag Nabire.
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan doa bersama dimulai oleh Tokoh Agama Islam, Bapak H.Nuryadi, S.Pd., M.M.Pd, dengan pokok doa ‘Upaya PBB Dalam Menciptakan Perdamaian di Dunia’.
Doa berikutnya dibawakan oleh Tokoh Agama Buddha, Bapak Suirianto, dengan pokok doa ‘Perdamaian di Indonesia, Papua dan Kabupaten Nabire’.
Selanjutnya doa dipimpin oleh Tokoh Agama Katolik, Pastor Yohanes A.Setiyono, SJ, dengan pokok doa ‘Kerukunan dan Keharmonisan Umat Beragama di kabupaten Nabire’.
Kemudian Tokoh Agama Hindu, Bapak I Putu Gita, S.Ag., M.M, membawa pokok doa ‘Pemilu 2024 di Tanah Papua dan khusus di Nabire berjalan dengan aman dan damai’.
Dan doa terakhir dipimpin oleh Tokoh Agama Kristen, Pdt. Rowi Radja, M.Th, dengan pokok doa ‘Penyelenggaraan Pemerintahan di kabupaten Nabire.’
[Nabire.Net/Sitti Hawa/Noni Matatar]
Tinggalkan Balasan