Dinas Perindag Papua : Pada Umumnya Warga Papua Tak Terpengaruh Dengan Lemahnya Rupiah

rupiah

Pada umumnya masyarakat Papua tidak terpengaruh dengan naiknya Dollar Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah karena dampak lemahnya rupiah di Papua sangat kecil.

Hal ini dikatakan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Elsye Pakade kepada wartawan di Jayapura.

Dijelaskannya, untuk mengawasi naiknya barang khususnya barang elektronik ke Papua, Disperindag Provinsi Papua akan  terus melakukan  pengawasan.

“Tetapi untuk barang elektronik selama ini yang kita pantau terkait dengan manual kartu garansi yang harus ada bahasa Indonesia,” kata Elsye Pakade.

Lebih lanjut, kata Elsye, dalam waktu dekat pihaknya akan turun ke lapangan untuk memantau harga-harga barang di pasar apakah mengalami kenaikan atau tidak.

“Jadi, dalam waktu dekat kami akan turun ke lapangan untuk memantau semua harga barang,” tambahnya.

Sebab kenaikan barang – barang elektronik terjadi pada waktu – waktu tertentu saja mengalami peningkatan.

“Tetapi untuk saat seperti ini harganya biasa dan daya beli masyarakat juga biasa saja,” ucapnya.
Dikatakannya saat ini masyarakat di Papua sudah pintar dan telah  menjadi konsumen yang cerdas.
“Kami selalu menghimbau kepada masyarakat untuk selalu membeli sesuai dengan kebutuhan dan bukan keinginan, karena itu juga menjadi aman bagi masyarakat sendiri,” beber Pakade.

Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan – Sekda Papua Elia I Loupatty  mengatakan naiknya nilai tukar rupiah yang sudah tembus Rp.14.095,- , menurutnya bukan karena krisis moneter, akan tetapi ini akibat pengaruh global, sehingga berpengaruhlah kepada moneter di Indonesia.

“Saya rasa ini bagian pergumulan bangsa juga, karena ini menyangkut nilai tukar. Karena itu kita bersama – sama harus kuat terutama produksi dalam negeri yang menggunakan bahan dasarnya impor,” jelas Loupatty.

Sebab yang mengimpor jelas punya pengaruh kurang baik dalam arti  barang atau jasa tertentu akan meningkat harganya karena dia menjadi kurs dollar.

“Jadi, jatuh kondisi Rupiah terhadap US Dollar ini ada pengaruh menguntungkan bagi yang mengekspor,” ujarnya.

(DP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *