BP4D Intan Jaya Gandeng PPKK Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta Gelar Diseminasi Hasil Studi & Kajian Bidang Ekonomi Sosial 2017
Penddidikan di kabupaten Intan Jaya, masih tertinggal jika dibandingkan dengan angka capaian pendidikan di Provinsi Papua. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, angka indeks pembangunan manusia atau IPM Papua sebesar 58.05, sedangkan IPM di Intan Jaya sebesar 44.82 serta berada di peringkat 25 dari 29 kabupaten/kota di provins Papua.
Hal itu ditegaskan Markus Airori S.Sos M.Si, selaku Plt. Sekda kabupaten Intan Jaya, mewakili Bupati Intan Jaya, saat membuka kegiatan Diseminasi hasil-hasil studi dan kajian bidang ekonomi dan sosial tahn 2017, yang digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), kabupaten Intan Jaya, bekerjasama dengan PPKK Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dipusatkan di Aula Maranatha Malompo Nabire, jumat 22 September 2017.
Dalam pesannya, Markus menekankan bahwa perlu adanya strategi tertentu yang dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan pendidikan ke level yang lebih tinggi, dan salah satu yang telah dilakukan adalah melalui penyusunan kajian berupa grand design pembangunan pendidikan kabupaten Intan Jaya, untuk 20 tahun kedepan, dan melalui kajian pendidikan sekolah berpola asrama.
Dengan 2 dokumen kajian yang telah ada, diharapkan perangkat daerah yang berhubungan dengan pendidikan, perencanaan pembangunan daerah, dan penyiapan infrastruktur sarana dan prasarana, dapat menindaklanjuti rekomendasi dari kajian-kajian yang telah dilaksanakan dalam program kegiatan yang merupakan indikator peningkatan pendidikan, serta dapat dijadikan materi penyusunan RPJMD bidang pendidikan, dengan tetap berpedoman pada SPM Pendidikan.
Lebih lanjut, Markus Airori menuturkan, indikator pertumbuhan ekonomi daerah digambarkan dalam PDRB yang dari tahun ke tahun terus meningkat, akan tetapi peningkatan tersebut masih bersifat semu, karena didorong oleh faktor pertumbuhan sektor pekerjaan umum dan galian yang didukung oleh belanja pemerintah. Sementara yang diharapkan adalah pertumbuhan yang berasal dari dunia usaha dalam bentuk investasi dengan memanfaatkan potensi ekonomi lokal.
Untuk itu, strategi yang tepat dapat menjadi faktor penentu untuk meningkatkan kapasitas ekonomi daerah yang berbasis potensi lokal. OPD terkait sangat diharapkan dapat menyusun program prioritas terkait hal tersebut, dan dapat mendatangkan investasi secara bertahap, sehingga diharapkan 20 tahun kedepan, perekonomian Intan Jaya tumbuh dalam kapasitas dan kuantitas yang permanen, artinya didorong oleh investasi swasta dengan kemampuan yang tinggi untuk menciptakan lapangan pekerjaan.
“Saya harapkan kepada pemangku kepentingan untuk mengedepankan persiapa dini terhadap pembangunan sektor pendidikan dan ekonomi di kabupaten Intan Jaya”, pungkas Markus Airori
Ditempat yang sama, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan, Pahala Simanjuntak S.Hut menjelaskan, kegiatan diseminasi ini merupakan kegiatan yang ditujukan kepada pihak lain baik kelompok atau individu agar memperoleh informasi serta timbul kesadaran untuk menerima dan memanfaatkan informasi dari hasil kajian yang dilakukan oleh pihak peneliti dari Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
“Penelitian telah dilakukan dan mari kita jadikan sebagai acuan untuk dapat membangun Intan jaya ke arah yang lebih baik lagi, baik bagi pemerintah, maupun warga Intan Jaya”, tegas Pahala.
Kegiatan Diseminasi hasil-hasil studi dan kajian bidang ekonomi dan sosial tahn 2017, yang digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), kabupaten Intan Jaya, bekerjasama dengan PPKK Fisipol Universitas Gajah Mada Yogyakarta, digelar sehari, dan dihadiri 200 peserta yang terdiri dari pejabat eselon II, eselon III, eselon IV, dilingkungan pemkab Intan jaya, serta digelar dalam bentuk diskusi membahas kajian-kajian bidang pendidikan dan ekonomi, dengan melibatkan peserta dan nara sumber dari PPKK Fisipol UGM Yogya yakni Drs. Bambang Purwoko MA dan DR. Gabriel Lele M.Si.
[Nabire.Net/Hendra.S]
Tinggalkan Balasan