Workshop Literasi Ditutup, Pemprov Papua Tengah Siap Tindak Lanjut Rencana Strategis
Nabire, 11 Juni 2025 – Pemerintah Provinsi Papua Tengah resmi menutup kegiatan Workshop Pengembangan Peta Jalan Pembelajaran Literasi Dasar dan PAUD Berkualitas Sensitif GEDSI (Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) yang diselenggarakan selama dua hari, 10–11 Juni 2025 di Hotel Mahavira, Nabire.
Penutupan kegiatan ini dilakukan oleh Marthen Ukago, Staf Ahli Gubernur Papua Tengah Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, yang hadir mewakili Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa. Dalam sambutannya, Ukago menyampaikan sejumlah catatan strategis untuk ditindaklanjuti bersama, khususnya dalam konteks pembangunan pendidikan secara holistik dan berkelanjutan.
“Menghidupkan pendidikan memerlukan perencanaan yang matang dan kolaboratif. Dinas terkait, khususnya Dinas Pendidikan, perlu memperhatikan variabel penting seperti karakter, literasi, dan numerasi di sekolah. Itu semua harus dibangun secara sistematis dalam kerangka kerja yang jelas dan tidak tumpang tindih,” tegas Ukago.
Ia juga mengingatkan pentingnya memahami pembagian kewenangan antara provinsi dan kabupaten sebagaimana telah ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 106 yang diperbarui melalui peraturan terbaru dari Kementerian Dalam Negeri. Hal ini untuk mencegah potensi pelanggaran dalam pelaksanaan program di lapangan.
Lebih lanjut, Ukago memberikan apresiasi terhadap materi yang telah disampaikan selama lokakarya dan peran aktif UNICEF dalam mendampingi pemerintah daerah. Namun ia juga menekankan perlunya langkah nyata di lapangan, bukan sekadar seremoni.
“Kegiatan seperti ini tidak boleh jadi formalitas belaka. Harus ada tahapan nyata — dari input, proses, output, outcome hingga dampak (impact). Kita harus bisa melihat perubahan nyata di sekolah-sekolah dan pada anak-anak,” ujarnya.
Marthen Ukago tidak menutup mata terhadap berbagai persoalan pendidikan yang masih terjadi di Papua Tengah, termasuk kehadiran guru yang rendah meskipun murid hadir di sekolah.
“Di lapangan kita lihat ada sekolah yang aktif, ada yang tidak. Yang lebih menyedihkan, anak-anak hadir tapi guru sama sekali tidak ada. Ini krisis yang perlu kita atasi, dan kita mohon hikmat Tuhan agar para pendidik kembali pada semangat melayani dengan hati,” tambahnya.
Dalam penutupan ini, Ukago juga meminta agar pihak UNICEF dan mitra dapat menyediakan resume atau laporan kegiatan sebagai bahan konsultasi dan perencanaan lanjut di tingkat provinsi dan kabupaten. Ia juga menyampaikan optimisme bahwa pemerintah akan mencari pola yang tepat untuk menjangkau kabupaten-kabupaten yang belum tersentuh oleh program serupa.
“Kita bekerja serius, kita percaya Tuhan pasti intervensi. Yang hari ini tampak sulit, pasti akan terbuka jalan,” ujarnya menutup sambutan.
Dengan demikian, secara resmi, Ukago menyatakan Workshop Literasi Dasar dan PAUD Sensitif GEDSI di Provinsi Papua Tengah yang berlangsung pada 10–11 Juni 2025, resmi ditutup.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan Dinas Pendidikan, Bappeda, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan, pengelola PAUD, serta perwakilan dari kelompok penyandang disabilitas dari berbagai kabupaten/kota di Papua Tengah. Lokakarya menghasilkan rancangan peta jalan pendidikan yang diharapkan menjadi dokumen strategis bagi pembangunan pendidikan inklusif dan berkualitas di Papua Tengah ke depan.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Tinggalkan Balasan