Tradisi Nyadran Jelang Ramadhan, Warga Kelurahan Bumi Wonorejo Nabire Padati Pemakaman Sanusi

(Tradisi Nyadran Jelang Ramadhan, Warga Kelurahan Bumi Wonorejo Nabire Padati Pemakaman Sanusi)

Nabire, 28 Februari 2025 – Menjelang bulan suci Ramadhan 2025, warga Kelurahan Bumi Wonorejo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, ramai-ramai melaksanakan tradisi Nyadran atau ziarah kubur di Pemakaman Muslim Sanusi. Tradisi ini merupakan warisan budaya Islam yang telah dilestarikan sejak lama, khususnya di kalangan masyarakat Jawa.

Pantauan Nabire.Net, ratusan peziarah terlihat membawa bunga tabur, air, serta membaca Surat Yasin bersama di area pemakaman. Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua Pengurus Makam Sanusi, Bapak Munadi, yang turut memberikan pemahaman mengenai makna ziarah kubur dalam Islam.

Tradisi Ziarah Kubur di Pemakaman Sanusi

Munadi menjelaskan bahwa tradisi ziarah kubur sebelum Ramadhan dan satu hari menjelang Idul Fitri sudah berlangsung turun-temurun di Pemakaman Sanusi. Bahkan, menurutnya, tradisi ini sudah ada jauh sebelum dirinya lahir.

“Ziarah kubur ini bukan sekadar tradisi, tapi juga bentuk pengingat bagi kita bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian. Selain itu, ini juga sebagai wujud penghormatan dan doa bagi para leluhur serta keluarga yang telah berpulang,” ujarnya.

Lebih lanjut, Munadi juga menjelaskan asal-usul nama Pemakaman Sanusi. Menurutnya, nama tersebut berasal dari Sanusi, orang pertama yang dimakamkan di lokasi tersebut. Hingga kini, berdasarkan data pengelola, jumlah makam di pemakaman tersebut telah mencapai 1.238 makam.

Pembenahan Fasilitas Pemakaman Sanusi

Di sisi lain, Munadi mengungkapkan bahwa Pemakaman Sanusi masih membutuhkan sejumlah pembenahan, terutama dalam hal drainase. Oleh karena itu, dirinya mengajak masyarakat dan pihak terkait untuk turut membantu pengembangan pemakaman ini.

“Kami berharap ada kerja sama dari semua pihak untuk membantu pembenahan Pemakaman Sanusi, terutama dalam hal drainase. Jika ada yang ingin menyisihkan sedikit rezekinya demi pengembangan pemakaman ini, tentu sangat kami apresiasi,” tutupnya.

Dengan berlangsungnya tradisi Nyadran ini, masyarakat Kelurahan Bumi Wonorejo tidak hanya menjaga budaya leluhur, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keagamaan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

[Nabire.Net/Imran]



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *