Sekdis Pendidikan Nabire Minta Maaf Usai Tendang Siswa Saat Demo MBG

(Sekdis Pendidikan Nabire Minta Maaf Usai Tendang Siswa Saat Demo MBG)

Nabire, 18 Februari 2025 – Media sosial dihebohkan dengan beredarnya video Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdisdik) Nabire, Viktor Tebai, menendang seorang siswa SMP yang ikut serta dalam demo menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG). Viktor mengakui kesalahannya dan menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya.

Insiden tersebut terjadi di halaman Mapolres Nabire pada Senin (17/2/2025), saat siswa SMP dan SMA yang melakukan aksi unjuk rasa digiring ke kantor polisi untuk diberikan pemahaman dan edukasi. Dalam video yang viral, Viktor terlihat berbicara dengan pengeras suara, lalu tiba-tiba menendang seorang siswa SMP yang mengangkat tangan setelah ditanya siapa saja yang berasal dari tingkat SMP dalam rombongan demonstran.

Viktor membantah dirinya melakukan kekerasan dengan sengaja. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk teguran dalam kapasitasnya sebagai seorang pendidik dan orang tua peserta didik. “Saya berlatar belakang guru, dan dengan karakter saya sebagai orang pedalaman, saya memang marah dan menasihati anak-anak saat itu,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (18/2/2025).

Ia juga membantah narasi yang menyebut dirinya menginjak siswa. “Saya tidak berdiri lurus ke bawah lalu menginjak. Saya hanya menyentuh seragam anak SMP itu dengan ujung sepatu sambil menegur mereka agar tidak ikut-ikutan demo bersama anak-anak SD,” jelasnya.

Lebih lanjut, Viktor mengaku menyesal dan meminta maaf atas tindakannya yang dinilai tidak pada tempatnya. “Saya mohon maaf. Tindakan saya mungkin salah waktu dan tempat. Yang jelas, setelah kejadian, saya dan ibu kepala dinas sudah memastikan semua siswa dipulangkan dengan baik,” tambahnya.

Aksi demo sendiri dilakukan oleh siswa SMP dan SMA di Nabire sebagai bentuk penolakan terhadap program MBG. Mereka khawatir setelah munculnya isu keracunan massal akibat makanan gratis di beberapa sekolah di Pulau Jawa.

Kapolres Nabire, AKBP Samuel Dominggus Tatiratu, mengungkapkan bahwa para pelajar lebih memilih sekolah gratis dibandingkan program makan gratis. “Menurut mereka, makanan bisa disediakan oleh orang tua, sedangkan biaya sekolah yang lebih murah lebih dibutuhkan,” jelasnya.

Kasus ini memicu pro dan kontra di masyarakat. Sebagian pihak mengecam tindakan Viktor sebagai bentuk kekerasan terhadap anak, sementara yang lain menilai aksi tersebut sebagai bentuk ketegasan seorang pendidik. Bagaimana kelanjutan kasus ini? Nantikan perkembangan selanjutnya!

[Nabire.Net]



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *