Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Papua Tengah Oktober 2024: Penurunan Daya Beli Petani
Nabire, 2 November 2024 – Pada bulan Oktober 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua Tengah tercatat mengalami penurunan sebesar 0,52 persen dari bulan sebelumnya, dengan indeks NTP mencapai angka 99,83. Penurunan ini menunjukkan bahwa daya beli petani di daerah tersebut melemah dibandingkan September 2024. Sementara itu, NTP Nasional mencatatkan kenaikan sebesar 0,33 persen, berada pada angka 120,70.
Apa Itu Nilai Tukar Petani (NTP)?
NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar petani (Ib). Indikator ini digunakan untuk mengukur daya beli petani, serta daya tukar produk pertanian dengan barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi maupun produksi. Semakin tinggi nilai NTP, semakin kuat pula daya beli petani.
Perubahan Indeks Harga yang Mempengaruhi NTP Papua Tengah
Penurunan NTP Papua Tengah disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,38 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik sebesar 0,14 persen. Hal ini berarti pendapatan dari produk yang dihasilkan petani mengalami penurunan, sedangkan biaya hidup dan produksi yang harus dikeluarkan petani justru mengalami peningkatan.
Perkembangan NTP Berdasarkan Subsektor
Berikut beberapa perubahan nilai tukar di subsektor-sektor utama di Papua Tengah pada Oktober 2024:
-
Hortikultura: Mengalami penurunan terdalam, yaitu sebesar 4,37 persen. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga produk hortikultura, khususnya sayur-sayuran yang anjlok hingga 8,05 persen.
-
Perikanan: Sebaliknya, subsektor ini mengalami kenaikan sebesar 0,72 persen. Subsektor perikanan budidaya mencatat kenaikan paling tinggi, yakni 1,45 persen, didorong oleh meningkatnya harga ikan budidaya air tawar.
-
Peternakan: Menunjukkan kenaikan marginal sebesar 0,03 persen, ditopang oleh peningkatan harga pada komoditas ternak kecil sebesar 0,95 persen.
-
Tanaman Pangan dan Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR): Masing-masing mengalami penurunan NTP sebesar 0,31 persen dan 0,35 persen. Harga palawija turun 0,34 persen, sedangkan harga di subsektor TPR tidak mengalami perubahan signifikan.
Indeks Harga yang Diterima dan Dibayar Petani
-
Indeks Harga yang Diterima Petani (It): Pada Oktober 2024, It Papua Tengah berada di angka 114,65, menurun sebesar 0,38 persen dari bulan sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang menurun masing-masing sebesar 0,21 persen dan 4,01 persen.
-
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib): Sebaliknya, Ib tercatat naik sebesar 0,14 persen dengan indeks mencapai 114,85. Peningkatan ini mencerminkan kenaikan harga barang dan jasa yang dibutuhkan petani di subsektor seperti tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perikanan.
Gambaran Umum NTP Nasional
Di tingkat nasional, NTP mencatat kenaikan sebesar 0,33 persen dengan angka 120,70. Dari 38 provinsi yang dipantau, sebanyak 25 provinsi mengalami kenaikan NTP, sementara 13 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi tercatat di Provinsi Riau dengan peningkatan sebesar 3,18 persen, sedangkan penurunan terbesar dialami Sulawesi Tenggara sebesar 2,07 persen.
Perkembangan NTP Papua Tengah pada Oktober 2024 ini menunjukkan kondisi daya beli petani yang relatif menurun. Penurunan ini mengindikasikan tantangan ekonomi yang dihadapi petani dalam mengimbangi kenaikan harga barang konsumsi dan biaya produksi. Dengan memperhatikan data ini, perlu adanya dukungan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan daya beli petani agar sektor pertanian tetap dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan