Peringatan HUT GKII ke-63 di Dogiyai: Seruan Gereja Mandiri dan Damai

(Peringatan HUT GKII ke-63 di Dogiyai: Seruan Gereja Mandiri dan Damai)

Dogiyai, 7 April 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemandirian Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) yang ke-63, ribuan jemaat di wilayah Mapia mengikuti ibadah syukur yang dilangsungkan di Jemaat Bethesda Bibiyepa, Klasis Mapia, pada Minggu pagi (6/4/2025).

Kegiatan penuh sukacita ini mengangkat tema: “Gereja Hadir untuk Bertumbuh Menjadi Gereja yang Mandiri di Hadapan Tuhan” (2 Petrus 3:18), serta subtema: “Tujuan Penanaman Gereja, Supaya Gereja Bertumbuh, Bertambah Menjadi Gereja Mandiri dan Gereja yang Berbuah” (Kisah Para Rasul 2:41–47).

Ibadah dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Dogiyai, Anggota DPRD Kabupaten Dogiyai Titus Mote, SH, Koramil dan Polsek Mapia, serta para hamba Tuhan dari berbagai denominasi gereja.

Sejarah Panjang GKII dari Pontianak ke Papua

Ketua Klasis Mapia, Pdt. Amos Magai, menyampaikan sejarah panjang perjuangan GKII menuju kemandirian. Ia menjelaskan bahwa pada awalnya, GKII berada di bawah naungan Gereja Masehi Indonesia (GINGMI) dari tahun 1940 hingga 1962.

“GINGMI pertama kali dibentuk di Pontianak pada tahun 1947, lalu menyebar ke Makassar hingga ke Irian Jaya, yang kini disebut Papua. Selama 10 tahun gereja-gereja berada di bawah kuasa GINGMI,” ungkap Pdt. Amos Magai.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pada 6 April 1983, seluruh gereja yang sebelumnya berdiri sendiri di Kalimantan, Jakarta, dan Papua akhirnya menyatu membentuk Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) dengan AD/ART yang sama secara nasional.

Pesan Perdamaian dan Disiplin dari DPRD Dogiyai

Dalam sambutannya, Anggota DPRD Dogiyai, Titus Mote, SH, mengajak masyarakat Mapia untuk menjaga perdamaian dan persatuan, terlebih dalam kondisi sosial di Dogiyai yang tengah memanas.

“Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat Mapia agar hidup berdamai dan menjaga kesatuan gereja di wilayah ini. Mari kita jalani hidup sesuai firman Tuhan,” pesan Titus Mote.

Ia juga menanggapi pernyataan Ketua Klasis terkait larangan anak-anak menggunakan handphone secara berlebihan. “Itu sangat benar. HP membuat anak-anak malas ke sekolah, ke gereja, dan enggan membaca Alkitab. Saya sangat setuju dengan himbauan itu,” tegasnya.

Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat nilai-nilai rohani, persatuan, serta komitmen menuju gereja yang mandiri dan berdampak di Tanah Papua.

Reporter: Abed Madai

[Nabire.Net]


One Response to Peringatan HUT GKII ke-63 di Dogiyai: Seruan Gereja Mandiri dan Damai

  1. Yos berkata:

    Luar biasa antosias jemaat Tuhan di Klasis Mapia semoga semangat terus untuk memberikan Injil Yesus Kristus di masa-masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *