Nabire.Net

Sekretaris Panitia Penyelenggara Tinju Amatir usia 21 tahun di Kabupaten Nabire Yafet Womsiwor menilai penangkapan Nubertus Yeimo, ketua panitia tinju piala Bupati Cup Nabire, telah merugikan pihaknya.

“Kami merasa dirugikan, jelas penangkapan itu tidak sesuai aturan,” kata Yafet, kemarin.

Menurut dia, Yeimo tak bersalah. Yeimo hanya bernasib nahas karena memegang jabatan sebagai ketua. “Padahal diatas kita masih ada lagi penanggungjawab, saya kira ini adalah bentuk ketidakadilan yang kita dapat, sudah jatuh, tertimpa tangga pula,” ujarnya.

Yafet mengatakan, Yeimo kini berada dalam tahanan Kepolisian Resor Kabupaten Nabire. “Kita akan menyiapkan pengacara segera, kita tetap menghormati hukum dan menghargai proses yang sementara berjalan,” katanya.

Sebelumnya Ketua Panitia Pelaksana pertandingan tinju, Nubertus Yeimo menyatakan kecewa atas penetapan dirinya sebagai tersangka. “Saya tidak terima, ini tak melalui proses semestinya, saya yakin ada kekeliruan,” katanya.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi I Gede Sumerta Jaya mengatakan, polisi telah melakukan pemeriksaan dan mendapati adanya kelalaian dari kepanitiaan. “Salah satunya tak memiliki rekomendasi dari induk cabang olahraga yang dilombakan dan tak mengantongi izin keramaian,” katanya.

Dari hasil penyelidikan polisi, didapati pula bahwa kejuaraan tinju itu tak didukung fasilitas pertandingan yang cukup. “Misalnya pintu keluar hanya satu, sementara empat lainnya ditutup, padahal penonton sudah melebihi kapasitas gedung,” ujarnya.

Yeimo diduga melanggar Pasal 39 dan 89 KUHP ayat 2, Juncto Pasal 51 UU Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Ancaman hukumannya lima tahun penjara atau denda Rp 5 miliar.

Insiden tinju berdarah di Nabire mengakibatkan 18 orang meninggal terinjak dan puluhan lainnya luka. Insiden tersebut terjadi 14 Juli lalu di GOR Nabire, Kota Lama, Nabire.