INFO NABIRE
Home » Blog » Papua Tengah Krisis Literasi, FGD Usulkan Perdasus dan Festival Literasi

Papua Tengah Krisis Literasi, FGD Usulkan Perdasus dan Festival Literasi

Nabire, 28 September 2025 – Komunitas Teras Literasi Mahasiswa (Koraslima) Nabire menggelar Forum Group Discussion (FGD) Literasi bertajuk “Mencari Arah (Peta) Literasi Papua Tengah” di Aula DPUPR Kabupaten Nabire, Sabtu (27/9/2025).

Kegiatan ini dihadiri puluhan pegiat literasi, akademisi, hingga legislator untuk merumuskan arah gerakan literasi di Papua Tengah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan masih tingginya tantangan pendidikan di Papua. Sebanyak 29,5 persen anak-anak tidak bersekolah dan 45,3 persen anak-anak belum bisa membaca. Papua Tengah sendiri menempati peringkat kedua terbawah dalam indeks literasi nasional.

Legislator: Literasi Harus Ditindaklanjuti

Anggota DPR Papua Tengah jalur Otsus, Stella Misiro, menegaskan literasi bukan sekadar isu pendidikan, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan.

“Literasi itu ibarat isi dalam rumah pendidikan. Tanpa isi, rumah tidak akan kokoh. Masukan dari pegiat literasi hari ini akan kami dorong di meja legislasi. Beberapa usulan konkret adalah pembangunan perpustakaan daerah, gedung bahasa untuk mengakomodir bahasa suku-suku di Papua Tengah, serta mengabadikan budaya dalam bentuk tulisan,” ungkap Stella.

Ia menambahkan, hasil FGD ini tidak boleh berhenti pada diskusi, tetapi harus ditindaklanjuti bersama pemerintah agar benar-benar terealisasi di lapangan.

Harapan Perdasus Literasi

Founder Koraslima, Mecky Tebai, menekankan pentingnya menjadikan hasil FGD sebagai dasar kebijakan.

“Harapan kami tahun depan sudah ada Perdasus Literasi. Tapi sebelum itu, tahun ini kita akan eksekusi langkah konkret seperti literasi masuk kampung, masuk sekolah, hingga festival literasi. Semua dimulai dari arah yang sudah kita temukan hari ini,” jelasnya.

Rekomendasi dan Arah Gerakan

Selain usulan Perdasus, forum juga menyoroti pentingnya sinergi komunitas, kampus, gereja, dan pemerintah dalam gerakan literasi. Salah satu output yang akan dikembangkan adalah Peta Literasi Papua Tengah, berisi data jumlah anak yang tidak sekolah, buta huruf, hingga peta minat baca di tiap wilayah.

(Papua Tengah Krisis Literasi, FGD Usulkan Perdasus dan Festival Literasi)

FGD ini turut menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Yorinak Mis Tabenack (Pendiri Korowa Membaca), Sesilius Kegou (Penulis & Pegiat Literasi), Ancelina Butu (Pegiat Literasi), Nelius Agapa (Anggota DPRP Papua Tengah Komisi V), Martinus Tekege (Dekan FKIP USWIM), serta Nunias Selegani (Yayasan Nunias Selegani) dan Aleks Giyai (aktivis pegiat literasi Papua Tengah).

Acara semakin hidup dengan penampilan musik akustik oleh Weyland Akustik, memberi nuansa segar dalam pertemuan para pegiat literasi tersebut.

Pesan penutup yang menggema dalam forum ini menjadi pengingat bersama:

“Dengan literasi, kita berdayakan generasi. Menggerakkan literasi berarti menyelamatkan 1001 generasi. Semua dimulai ketika kita bergerak. Diam tidak akan menyelamatkanmu.”

[Nabire.Net/Musa Boma]

Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.