Mengenal Penutup Kepala Suku Mee

Jayapura – Suku Mee di wilayah Meepago memiliki penutup kepala yang khas. Penutup kepala ini berfungsi untuk menutup kepala agar tetap hangat, karena wilayah Meepago terkenal memiliki suhu udara yang dingin pada malam hari.
Dalam budaya suku Mee, dikenal tiga jenis penutup kepala. Penutup kepala atau topi biasa disebut juga migabai dipakai pada aktivitas sehari-hari baik itu pergi berkebun atau ke pasar, topi ini boleh dipakai oleh siapa saja.
Topi yang biasa digunakan oleh kepala suku, orang kaya atau tonowi dan dipakai pada pesta adat adalah jenis topi kebesaran disebut juga waiyo.
Perempuan Suku Mee memakai yatoo, yaitu berbentuk kantong besar yang dipakai sebagai penutup kepala hingga badan bagian belakang.
Bahan untuk membuat migabai adalah serat kulit kayu, kulit batang anggrek dan cangkang kerang atau mege.
Cara pembuatannya kulit kayu pohon melinjo atau kegemo dan kulit batang anggrek yang sudah dipilin dianyam jadi satu lalu diikat dengan tali kayu wupi, sebagai hiasan diberikan mege sebagai identitas Suku Mee.
Bahan untuk membuat waiyo adalah serat kulit kayu dan bulu kasuari. Cara membuatnya kulit kayu genemo dirajut lebih dulu sekitar setengah kepala, selanjutnya ditambah bulu kasuari sebagai hiasan dan identitas kepala suku, tonowi atau tokoh adat penting.
Sementara yatoo dibuat dari kulit kayu melinjo yang dirajut seperti membuat noken atau agiya, hanya ukurannya lebih besar hingga dapat menutupi kepala sampai badan bagian belakang.
[Nabire.Net/Hari Suroto]


Leave a Reply