Konflik Kapiraya, Pihak Luar Diminta Tak Perkeruh Situasi
Deiyai, 27 November 2025 – Konflik yang terjadi di Distrik Kapiraya, Kabupaten Deiyai, kembali memanas dan memicu kekhawatiran dari berbagai pihak. Pertikaian yang diduga sarat dengan kepentingan ini menelan korban jiwa, termasuk tokoh agama Kapiraya, Gembala Ev. Neleas Peuki, serta beberapa warga lainnya yang mengalami luka-luka.
Tokoh masyarakat Kapiraya, Petrus Badokapa, menegaskan bahwa konflik tersebut harus segera dihentikan. Ia menilai keberadaan kelompok tertentu yang masuk ke Kapiraya menjadi pemicu kerusuhan yang terjadi belakangan ini.
“Tentang konflik di Kapiraya, pihak yang memicu masalah harus bertanggung jawab. Mereka telah menjadi aktor utama dari peristiwa yang terjadi beberapa waktu ini,” tegas Badokapa kepada media, Kamis (27/11) siang.
Hubungan Harmonis Mee dan Kamoro Mulai Terganggu
Badokapa menjelaskan bahwa sejak dahulu masyarakat Mee dan Kamoro di Kapiraya hidup rukun tanpa pernah terlibat konflik. Namun, sejak masuknya pihak luar, gesekan mulai muncul.
Ia menjelaskan batas adat kedua suku tersebut sangat jelas.
-
Wilayah Mee ditandai dengan tumbuhnya buah merah,
-
Wilayah Kamoro ditandai dengan tumbuhnya pohon pinang.
“Sebagai anak adat, kami tahu batasnya. Itu dasar tanah adat yang tidak boleh diabaikan,” jelas mantan Ketua DPRD Deiyai periode 2019–2024 tersebut.
Desakan untuk Pemerintah Mimika dan Deiyai
Badokapa meminta Pemerintah Kabupaten Mimika dan Pemerintah Kabupaten Deiyai segera turun tangan untuk menghentikan konflik serta mempercepat penyelesaian tapal batas.
“Masyarakat Kapiraya ingin hidup aman dan damai. Karena itu, Bupati Deiyai dan Bupati Mimika harus bergerak cepat,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa jika konflik terus dibiarkan, korban jiwa maupun kerugian materi akan terus bertambah.
Badokapa juga mengungkapkan bahwa pada 2021, DPRD dan Pemerintah Deiyai sempat menunggu Pemda Mimika di Jayapura selama satu minggu dalam proses penyelesaian tapal batas. Namun, pertemuan itu tak pernah terlaksana karena pihak Mimika tidak hadir.
Menjelang Natal, Warga Minta Keamanan Diprioritaskan
Dengan semakin dekatnya perayaan Natal, Badokapa menekankan bahwa konflik harus segera dihentikan.
“Tiga hari lagi kita sudah masuk bulan perayaan Natal. Semua orang Kristen ingin merayakan Natal dengan damai,” pungkasnya.
[Nabire.Net]


Leave a Reply