Kepala Dinas Ketahanan Pangan Nabire Apresiasi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial oleh PILI
Nabire, 11 September 2024 – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Nabire, Yasor Victor Sawo, S.P., M.Si, yang juga mewakili Ketua Tim Pengelola, Kepala Bappeda, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada pihak PILI atas inisiatifnya dalam merencanakan kunjungan lapangan terkait pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial di Kabupaten Nabire.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa berdasarkan keputusan Bupati Nabire, terdapat sekitar 107 kawasan yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna endemik yang dilindungi oleh negara. Satwa-satwa endemik ini tidak hanya dilindungi, tetapi juga menjadi bagian penting dari sumber pangan masyarakat setempat. Karena itu, menjaga kelestarian kawasan ini menjadi prioritas utama untuk mencegah kepunahan.
(Baca Juga : Nabire Berkomitmen Dukung Penurunan Emisi GRK melalui MONEV Pengelolaan KEE 2024)
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pemberdayaan kelompok wanita tani di Kampung Sima dan Wanggar Pantai. Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan juga fokus pada penyediaan sumber bibit dan pemulihan fungsi hutan lindung yang sudah mulai rusak akibat aktivitas manusia. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan sumber makanan yang berkelanjutan serta menjaga keberadaan satwa endemik di kawasan tersebut.
“Hari ini, dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan program-program ini. Tim pengelola bersama kelompok wanita tani, kelompok ketahanan pangan, dan kelompok pembibitan hutan telah bekerja keras untuk mengembalikan fungsi konservasi hutan sekaligus memanfaatkan hasil-hasil ekonomi yang dapat diperoleh dari hutan tersebut,” terang Yasor Victor Sawo di Kampung Sima, Distrik Yaur, Nabire, Senin (11/09).
Dengan kegiatan yang telah berjalan selama kurang lebih dua tahun, diharapkan fungsi ekonomi dari kawasan ini dapat terwujud, serta fungsi konservasi dapat tetap terjaga. Sehingga, keanekaragaman hayati yang ada di Kawasan Ekosistem Esensial ini dapat dilestarikan dan dinikmati oleh generasi mendatang.
Sebagai informasi, Yayasan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI), juga dikenal dengan PILI Green Network, merupakan lembaga swadaya masyarakat yang program dan kegiatannya berorientasi pada penguatan peran para pihak secara inklusif dalam upaya konservasi alam dan lingkungan. Jaringan kelembagaannya berfokus pada kemitraan dalam membangun dan saling bertukar informasi tentang perlindungan keanekaragaman hayati dan tata kelola sumber daya alam berkelanjutan, serta isu ketahanan iklim.
Awalnya, PILI dibangun oleh sekelompok pegiat lingkungan yang aktif dalam kegiatan konservasi keanekaragaman hayati pada skala lokal. Seperti menyediakan layanan bagi organisasi lain berupa buku-buku dan publikasi, media promosi dan informasi, kampanye konservasi, serta dukungan untuk penguatan organisasi lokal yang bergerak di dunia konservasi keanekaragaman hayati —dan karenanya, dahulu publik lebih mengenai sebagai PILI-NGO Movement.
Seiring perkembangan strategi konservasi alam di level regional dan global, PILI-Green Network memperluas cakupan program dan kegiatan dengan mengembangkan kemitraan yang lebih kuat dengan beragam stakeholders. Saat ini, arah yang difasilitasi melalui gerak langkah PILI-Green Network menyasar pada perubahan pola konsumsi dan produksi global, yang lebih peka terhadap mitigasi risiko lingkungan dan sosial—termasuk dalam mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Mitra kerja PILI mencakup aktor pelaku bisnis internasional dan nasional, pemerintah pusat dan daerah, lembaga penelitian, CSO/NGO, serta tidak kalah penting adalah komunitas tempatan dan masyarakat adat.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan