Kegiatan Orientasi Penguatan Moderasi Beragama di Kabupaten Nabire
Nabire, Kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama Bagi Pengurus FKUB. Tokoh Masyarakat dan ASN Kementerian Agama di kabupaten Nabire, bertempat di Aula Paroki Kristus Sahabat Kita (KSK) Bukit Meriam Kabupaten Nabire.
Kegiatan ini dimulai dari tanggal 25 hingga 28 September 2023 dihadiri tamu dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Papua.
Tujuan dari kegiatan ini untuk membentuk model moderasi beragama dalam sikap dan perilaku pengurus FKUB, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Pegawai Kementerian Agama di lingkungan kerja dan kehidupan bermasyarakat.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memiliki sikap diri yang inklusif, egaliter, humanis, profesional, dan non diskriminatif. Memiliki wawasan keagamaan yang moderat, toleran, non kekerasan, dan ramah dengan tradisi. Memahami konteks kehidupan keberagaman di Indonesia dan urgensi penguatan moderasi beragama. Memahami konsep dan kerangka kerja moderasi beragama Kementerian Agama RI. Memahami kerangka kerja (framework) kapasitas Pengurus FKUB, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan ASN Kemenag dalam Penguatan Moderasi Beragama. Menginisasi gerakan penguatan moderasi beragama di lingkungan kerja dan ruang lingkungan wilayahnya.
Kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama (PMB) bagi ASN Kementerian Agama, Pengurus FKUB , Tokoh Masyarakat di Kabupaten Nabire dilakukan dengan cara Presentasi, Tanya jawab, Tugas Individu, Ceramah, Permainan, Diskusi Kelompok, Refleksi, Studi Kasus, Praktik Analisis Gunung Es (Iceberg analysis) dan Curah Pendapat (Brainstorming).
Adapun Fasilitator dari kegiatan ini adalah Romo Goklian Paraduan Haposan, S.Si.,SH.,MASR dari Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama RI, Marhamah Sabry, S.Ag.,M.Ag dari Balai Diklat Keagamaan Papua, Joko Waluyo., M.Pd., dari Balai Diklat Keagamaan Papua.
Menurut Kapala Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Provinsi Papua Drs. H. Syamsuddin, MM selaku Ketua Penyelenggara Kegiatan selaku Ketua Penyelenggara Kegiatan, narasumber terdiri dari Kepala Kantor Kementerian agama Provinsi Papua, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama , Tokoh-Tokoh agama dari 5 Agama.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt. Klemens Taran S.Th, saat mengawali sambutannya mengatakan, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”, dikutip dari pesan Bung Karno.
Lebih lanjut dikatakan, moderasi beragama adalah sikap beragama yang seimbang antara pengalaman agama di satu pihak dan penghormatan kepada praktik beragama orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita. Keseimbangan ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap ekstrim, berlebihan, fanatik. Dengan demikian maka program prioritas untuk memperkuat moderasi beragama yang bertujuan mengukuhkan toleransi, kerukunan, dan harmoni sosial menjadi tanggung jawab Kementerian Agama sebagai leading sector gerakan penguatan moderasi beragama.
Dikatakan, diperlukan langkah-langkah strategis dalam merawat dan meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama, salah satunya dengan melakukan “Penguatan Moderasi Beragama pada semua lapisan masyarakat. Dengan demikian dibutuhkan agen-agen moderasi beragama sebagai pelopor dan benteng untuk menjaga kerukunan dan kedamaian, maka dapat memutuskan mata rantai penyebaran paham-paham radikal yang dapat memecah belah kerukunan dan persatuan itulah tujuan dari kegiatan ini.
Mengakhiri sambutannya Kakanwil Kemenag Provinsi Papua mengharapkan melalui kegiatan ini kiranya dapat memberikan dampak positif bagi upaya untuk membagun kerukunan intern dan antar umat beragama di Provinsi Papua dan Papua Tengan sehingga slogan “Tanah Papua Tanah Damai” dapat dirasakan oleh semua orang yang tinggal di Bumi Cenderawasih tercinta ini.
Di hari penutupan, Nabire.Net berkesempatan mewawancarai Ketua Panitia, Ibu Fransina Dimara.
Kepada Nabire.Net, Ibu Fransina mengatakan bahwa tamu yang hadir di tahun ada ada para Tokoh Agama, Pengurus FKUB, Tokoh Adat. Sebenarnya ada juga Tokoh Pemuda dan Tokoh Perempuan, namun karena keterbatasan anggaran sehingga mereka tidak dihadirkan. Tetapi ini adalah program Kementerian Agama.
“Yang sudah ditentukan harus dilaksanakan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan pejabat-pejabat, juga di tahun ini dilaksanakan lima kegiatan, termasuk satu kegiatan yaitu kegiatan orientasi pelopor,” katanya.
Lanjutnya, “jadi kami laksanakan di tahun ini ada pelopor dan penggerak, pelopor untuk Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Pengurus FKUB dan juga ASN, sedangkan penggerak adalah hanya dikhususkan kepada Kepala-Kepala kantor baik di kabupaten maupun provinsi.”
“Harapan dari kami untuk kegiatan ini dapat menolong Tokoh-Tokoh Agama, pengurus FKUB, supaya mereka memiliki komitmen moderasi beragama dan juga memiliki wawasan moderasi beragama, agar tidak terjadi diskriminasi terhadap agama lain. Jadi moderasi itu adalah kita berada di posisi paling tengah, yang tidak berpihak ke kanan atau ke kiri atau tidak merugikan agama lain tetapi proses beribadah itu sesuai dengan undang-undang,” urai Ibu Fransina Dimara.
Dikatakan, mengapa Kementerian Agama memprogramkan ini, karena tugas Kementerian Agama adalah mendampingi Presiden untuk menjalankan pembangunan di bidang keagamaan sesuai UUD 1945 pasal 29 Ayat 2 yang berbunyi negara menjamin setiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing.
Kementerian Agama berjuang untuk melindungi setiap segenap bangsa Indonesia, Warga Negara Indonesia (WNI) untuk beribadah menurut agama, dan keyakinannya masing-masing.
Lanjut kata ibu Fransina Dimara terkait sinergitas yang sudah dilakukan oleh FKUB, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat terkait orientasi pelopor penguatan moderasi beragama bahwa sesungguhnya pengurus FKUB mereka telah mengerjakan bagian mereka berdasarkan juknis yang diberikan kepada mereka.
“Tetapi ini adalah penguatan untuk mereka bersama-sama jadi ini bukan proyek atau program yang mendatangkan uang tetapi ini moderasi merupakan gerakan bersama, jadi kenapa sasarannya ke Tokoh-Tokoh Masyarakat, karena mereka adalah mitra Kementerian Agama, yang akan membantu Kementerian Agama untuk menggerakkan moderasi beragama, jadi moderasi agama ini tidak terpaku pada ruangan tertentu, situasi tertentu,” katanya.
“Kenapa Tokoh-Tokoh Agama dilibatkan, supaya berada di situasi tengah-tengah umat mereka mengomandankan bahwa Kementerian Agama sedang mengupayakan salah satu program untuk menolong masyarakat agar tidak terjadi diskriminasi terhadap agama yang lain. Ada empat yang indikator yaitu anti kekerasan, kemesalatan umat, kemesalatan umum terus toleransi,” pungkasnya.
[Nabire.Net/Sitti Hawa]
Tinggalkan Balasan