Nabire.Net

(Ibadah Minggu Raya GKII Bukit Sion Portanigra: Umat Diteguhkan untuk Berusaha Menjadi Pengikut Kristus yang Setia)

Nabire, 27 April 2025 — Suasana penuh semangat, pujian, dan penyembahan memenuhi Gedung Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Bukit Sion Portanigra, Bumiwonorejo, Nabire, Papua Tengah, dalam Ibadah Minggu Raya pada hari Minggu, 27 April 2025. Lebih dari 539 umat hadir untuk bersama-sama meninggikan nama Tuhan.

Ibadah yang penuh sukacita ini dipandu oleh Worship Leader (WL) Badan Pengurus Jemaat (Bpj.) Yafet Iyai, dengan pelayanan pujian dari singers Bpj. Yulianus Magai dan Bapak Daud Tebai, diiringi keyboard musik dan sound system yang dikendalikan oleh Bpj. Luis Tebai.

ibadah dilanjutkan dengan sumbangan pujian dari:
1. Rayon 4
2. Anak dan Remaja
3. Kelompok

Kemudian, Bpj. Stef Iyai membawakan pengumuman warta jemaat, menyampaikan informasi mengenai pelayanan dan kegiatan gereja selama seminggu ke depan.

Menjelang pemberitaan firman Tuhan, pujian penyambutan yang membangkitkan semangat dibawakan oleh Pemuda dan Pemudi Jemaat, mempersiapkan hati jemaat untuk menerima firman Tuhan dengan penuh kerinduan.

Firman Tuhan disampaikan oleh Gembala Sidang, Evangelis (Ev.) Enos Wakei, dengan tema:
“Berusahalah Menjadi Pengikut Kristus yang Setia” didasarkan pada 1 Korintus 11:1: “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”

Firman Tuhan diterjemahkan dalam bahasa Mee oleh Bpj. Novernus Takimai, sehingga pesan firman dapat diterima dengan lebih mendalam oleh seluruh jemaat.

Dalam penyampaian khotbah, Ev. Enos membagi renungan menjadi tiga bagian besar:

Bagian I: Apa Arti Serupa dengan Kristus

Ev. Enos menjelaskan bahwa serupa dengan Kristus berarti meneladani kehidupan-Nya — hidup dalam kasih, rendah hati, taat, sabar dalam penderitaan, dan rela berkorban. Menjadi serupa Kristus bukan sekadar melakukan ritual keagamaan, tetapi bertransformasi dalam pikiran, perasaan, dan tindakan sehari-hari.
Pengikut Kristus sejati adalah mereka yang berani melepaskan keinginan daging dan menundukkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, sehingga dalam hidupnya orang lain dapat melihat Kristus yang hidup.

Bagian II: Kasih Dinyatakan dalam Kemuliaan Allah

Selanjutnya, Ev. Enos menegaskan bahwa kemuliaan Allah dinyatakan melalui kasih-Nya yang besar kepada manusia. Kemuliaan itu tidak hanya tampak dalam mujizat atau keajaiban besar, tetapi dalam kerendahan hati Kristus yang rela datang ke dunia sebagai manusia biasa, merendahkan diri-Nya hingga mati di kayu salib.
Kasih yang penuh kemuliaan ini mengajarkan bahwa kekuatan sejati ada dalam kerendahan hati, pengorbanan, dan ketaatan kepada Allah Bapa.

Bagian III: Kasih Kristus kepada Umat Manusia

Pada bagian terakhir, Ev. Enos mengingatkan jemaat tentang luas dan dalamnya kasih Kristus kepada umat manusia. Kasih itu tidak mengenal batas, tidak membeda-bedakan suku, bangsa, atau status sosial.
Kristus memanggil setiap orang untuk datang kepada-Nya, menerima pengampunan, pemulihan, dan hidup baru.

Sebagai umat yang telah menerima kasih Kristus, jemaat diundang untuk membagikan kasih itu kepada sesama, menjadi terang dan garam di dunia yang gelap.

Firman ini ditutup dengan penguatan dari Mazmur 121:8:

“Tuhan akan menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai selama-lamanya.”
Sebuah janji kekal yang mengingatkan bahwa dalam perjalanan hidup, Tuhan adalah pelindung setia umat-Nya.

Ibadah ditutup dengan doa berkat yang dipimpin oleh Pdt. Otto Tebai, mengakhiri ibadah dengan penuh syukur atas penyertaan dan kasih karunia Tuhan.

Ibadah Minggu Raya ini menjadi momentum yang menguatkan umat untuk terus berusaha dengan sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus yang setia, membawa terang kasih Allah dalam setiap aspek kehidupan.

[Nabire.Net/Musa Boma]