Ibadah Minggu Pagi, 31 Juli 2016, Di Jemaat GPdi Eklesia Smoker Nabire

a

Ada saatnya manusia mengalami pergumulan yang sangat berat. Ia bisa saja merasa tidak dapat lagi lepas dari situasi yang melilit dirinya. Pada keadaan yang demikian, rasa putus asa pun menguasai dirinya. Kondisi seperti di atas rupa-rupanya pernah dialami oleh umat Tuhan, ketika mereka diangkut menjadi umat buangan. Pembuangan adalah kisah yang tak pernah terlupakan umat Israel. Peristiwa ini terjadi sebagai konsekwensi dari ketidak setiaan mereka pada firman Tuhan.

Demikian kutipan khotbah Ibadah Minggu Pagi, 31 juli 2016, di Jemaat GPdi Eklesia Smoker Nabire, dengan Pelayan Firman, Pdt. K. Sanggenafa S.Th, dengan mengusung pembacaan dari Kitab Yehezkiel 37:5-9 dengan perikop “Kebangkitan Israel”.

Dalam khotbahnya, Pdt. K. Sanggenafa S.Th mengatakan, Yehezkiel adalah seorang nabi yang ikut menjadi pelaku sejarah pembuangan umat Tuhan. Yehezkiel turut mengalami dan merasakan kehidupan di pembuangan. Yehezkiel turut merasakan penderitaan yang amat sangat di pembuangan.

‘Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya’. Di pembuangan, Tuhan membawa Yehezkiel pada dunia Roh. Yehezkiel akan mengalami suatu penglihatan yang tidak dapat dialami oleh manusia biasa. Tuhan menempatkan Yehezkiel di tengah-tengah sebuah lembah. Tuhan memperlihatkan banyak tulang-tulang yang berserakan dan sudah amat kering. Setelah memperlihatkan tulang-tulang itu, Tuhan bertanya kepada Yehezkiel, ‘dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali ?’ Yehezkiel menjawab : ‘Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!’  Ini sebuah jawaban yang penuh kerendahan hati.

Selanjutnya, Tuhan memerintahkan Yehezkiel bernubuat supaya tulang-tulang yang kering itu hidup kembali. Tuhan akan mendahuluinya memberikan urat-urat, daging, dan kulit pada tulang-tulang itu. Kemudian, Tuhan akan memberi nafas hidup supaya tulang itu hidup kembali.

Yehezkiel bernubuat seperti yang Tuhan perintahkan. Tulang-tulang itu bergerak perlahan-lahan dan bertemu satu sama lain. Tampak urat-urat dan daging tumbuh pada tulang-tulang itu. Daging itupun ditutupi oleh kulit sehingga kelihatan indah. Yehezkiel juga memerintahkan nafas hidup memasuki tulang-tulang yang telah ditumbuhi urat, daging, dan kulit. Luar biasa, semua tulang yang telah ditutupi oleh urat, daging dan kulit itu bergerak. Yehezkiel melihat perubahan, ada pemandangan yang menakjubkan, tulang-tulang itu telah menjadi pasukan tentara yang sangat besar.

Penglihatan Yehezkiel tersebut merupakan gambaran penderitaan umat Tuhan yang demikian hebat di pembuangan. Mereka telah kehilangan pengharapan, mereka bagaikan sudah lenyap. Bangsa Israel di pembuangan sudah sama dengan tulang-tulang kering yang berserak tanpa nilai, harapan mereka telah sirna. Mereka tidak mungkin hidup dan bangkit dengan kekuatan mereka sendiri. Bangsa Israel tidak mungkin sanggup melawan kerajaan Babel dengan kekuatan mereka sendiri, kecuali ada kekuatan yang luar biasa.

Tetapi Tuhan tetap kasih pada umatNya. Tuhan peduli dengan memperhatikan umatNya, sekalipun di pembuangan. Di sinilah Tuhan, melalui hambaNya Yehezkiel menyampaikan berita pengharapan. Sama seperti tulang-belulang kering bangkit dari kematian, bangsa Israel pun akan bangkit lagi dan pulang kembali ke tanah airnya. Tuhan akan membawa mereka kembali ke tanah Israel. Benar, umat Tuhan adalah bangsa yang besar dan kuat. Tetapi mereka perlu mengetahui bahwa segala hidup mereka berada di dalam kuasa Tuhan. Oleh sebab itu, umat Tuhan harus senantiasa mendengar firman Tuhan dan menaatinya supaya mereka memiliki hidup.

Kita mungkin pernah atau sedang mengalami seperti yang dialami Israel di pembuangan, habisnya kekuatan, timbul rasa frustasi dan sirnanya pengharapan. Kita memang bukan orang-orang yang terbuang. Namun, ditengah-tengah kehidupan ini, kita seringkali merasakan letih-lesu karena beban hidup berat yang bertubi-tubi. Semua itu dapat membuat kita kehilangan semangat hidup. Banyak faktor membuat kita terpuruk : pekerjaan yang sulit, ekonomi yang mengalami goncangan, masalah keluarga. Semua kondisi itu dapat membuat kita mengalami rasa frustasi, kehilangan harapan. Kita mengalami keterpurukan.

Rasanya, kita memerlukan penolong agar keluar dari keterpurukan itu. Tuhan memperhatikan kehidupan manusia. Tuhan mengetahui kedalaman hati manusia. Tuhan interest dengan berbagai penderitaan manusia. Tuhan memperhatikan manusia yang tersesat, manusia yang tidak tahu lagi makna hidup, manusia yang sudah kehilangan jati diri, manusia yang tidak lagi memiliki tujuan, manusia yang mengalami kekosongan jiwa, manusia yang kehilangan pengharapan. Tuhan tidak ingin manusia jatuh terus menerus. Tetapi Tuhan mencari domba-dombaNya. Tuhan beraktifitas untuk menyelamatkan manusia. Singkatnya, Tuhan peduli dengan manusia yang mengalami pergumulan. Keselamatan yang Tuhan berikan bukan hanya sesaat saja, tetapi Tuhan memberikan keselamatan bagi manusia di dunia dan masa depan. Oleh sebab itu, Tuhan berkenan mengumpulkan manusia yang kehilangan tujuan arah hidup. Tuhan menggembalakan domba-dombaNya. Tuhan memberi pengajaran agar manusia merasakan makna dan memiliki tujuan hidup.

Allah adalah adil. Sekalipun kita sudah jatuh dalam dosa tetapi Tuhan memberi kita anugerah keselamatan di dalam anakNya Tuhan Yesus Kristus. Sekalipun kita sudah kehilangan segala-galanya tetapi ia akan membangkitkan. Allah sungguh-sungguh adil. Allah sendiri menggembalakan umatNya serta membaringkan dombaNya, untuk melepaskan dan membuang kepahitan hidup umatNya. Apapun keadaan kita sekarang, janganlah merasa bahwa itu merupakan situasi yang terakhir dan permanen, karena Allah akan memulihkan segalaNya. Alkitab dan sejarah telah menjadi saksi setia terhadap pola kerja Allah ini. Ia ingin supaya keadaan kita berubah. Lebih penting daripada itu, Ia ingin supaya perubahan itu berujung pada pertumbuhan spiritualitas manusia. Marilah kita terus mensyukuri dan berharap melalui permasalahan kita, kita akan bertambah mengenal kedaulatan Tuhan dan mengasihiNya.

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *