Ibadah Minggu Pagi 29 Juli 2018 Di Gereja GKI Siloam Sanoba Nabire
Ibadah Minggu Pagi, 29 Juli 2018 di GKI Siloam Sanoba Nabire dipimpin oleh Pdt. F. Samsanoy, S.Th dengan mengambil pembacaan firman Tuhan dari kitab Yeremia 13:1-11 “Ikat pinggang yang menjadi lapuk”.
Dalam kotbahnya Pdt. F. Samsanoy mengatakan bahwa dalam budaya orang Israel mereka mengenal dan menggunakan ikat pinggang dari kain lenan yang merupakan bagian ritual yang digunakan oleh imam besar dan imam-imam pada zaman Israel kuno setiap kali mereka melayani di kema suci atau bait Allah di Yerusalem. Ikat pinggang kain lenan harganya sangat mahal karena hanya di gunakan oleh golongan imam dan juga orang-orang yang berada saja.
Dikisahkan dalam pembacaan firman Tuhan saat ini bahwa sebagai bangsa pilihan Allah dan oleh karena pemberontakan Israel maka Allah akan membuang mereka ke tepi sungai Efrat. Sungai Efrat sendiri merupakan sungai yang terletak di Babilonia dan memiliki suhu air yang panas.
Firman Tuhan yang datang kepada Yeremia menyuruhnya untuk pergi dan membeli ikat pinggang lenan dan mengikatnya pada pinggangnya dan tidak mencelubkannya kedalam air, serta datang juga firman Tuhan kepadanya untuk membawa ikat pinggang itu ke sungai Efrat dan menyembunyikannya di celah-celah batu dan nabi Yeremia melakukan tepat seperti yang di firmankan Tuhan kepadanya.
Setelah waktu yang telah ditentukan, Tuhan berfirman kepada nabi Yeremia dan menyuruhnya ke sungai Efrat untuk mengambil ikat pinggang tersebut yang di sembunyikan dia di sana namun ikat pinggang tersebut telah lapuk dan tidak dapat di gunakan lagi untuk apapun karena telah lapuk.
Ikat pinggang kain lenan ini menggambarkan keberadaan orang Israel sendiri yang tidak mau melekat pada Tuhan Allah mereka dan memilih melakukan apapun sekendak hati mereka dengan memberontak kepada Tuhan serta melakukan pemujaan terhadap berhala-hala sehingga mereka terlepas dan dibuang oleh Allah dan hidupnya di ibaratkan seperti ikat pinggang kain lenan tersebut yang telah menjadi lapuk dan tidak berguna untuk apapun.
Hidup kita saat ini juga tidak bedanya dengan ikat pinggang kain lenan tersebut, kita harus tetap terikat pada yang Mempunyai hidup ini yakni Allah yang kita kenal dan sembah didalam Tuhan Yesus Kristus agar hidup kita tetap di berkati dan berguna bagi pekerjaan-Nya dan juga sesama kita.
Hidup diluar Tuhan tidak ada gunanya sama sekali karena kita tidak berbuah bagi sesama kita dan pelayanan kita tidak ada faedahnya serta tidak berguna sama sekali sebagaimana judul firman Tuhan pada saat ini ‘Ikat pinggang yang menjadi lapuk”.
Ibadah juga diisi dengan kesaksian oleh solo PW dari jemaat Silo Kali Bobo.
(Siloam)
Tinggalkan Balasan