Nabire.Net

Selama manusia hidup dalam dunia ini, manusia takkan pernah lepas dari yang namanya masalah. Masalah merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Suka atau tidak, setiap manusia harus menghadapi masalah tersebut.

Demikian kutipan pada Ibadah Minggu Pagi, 17 September 2017, bertempat di Gereja GKI Tabernakel Oyehe Nabire. Ibadah tersebut dipimpin pelayan firman, Pdt. Swesty Amanupunjo S.Si, dengan pembacaan firman dari Injil Matius 14:22-23, dengan nats “Yesus Berjalan Di Atas Air”.

Pdt. Swesty dalam khotbahnya mengatakan, Matius 14:22-33 menunjukkan kepada kita, bagaimana perahu murid-murid yang berlayar pada malam hari itu diombang-ambingkan gelombang karena angin sakal. Meskipun, beberapa di antara para murid Yesus itu adalah nelayan yang mestinya cukup punya pengalaman sehingga tidak perlu terlalu khawatir menghadapi situasi seperti itu, tetapi nyatanya mereka payah.

Yesus yang sedang berdoa di atas bukit, kemudian datang menghampiri para murid yang sedang terombang-ambing dalam perahu. Dalam situasi sulit seperti itu, para murid tidak dapat mengenali Yesus yang sedang berjalan di atas air, jadi mereka mengira itu hantu. Baru setelah Yesus berkata: “Tenanglah! Aku ini jangan takut!” murid-murid menjadi tenang.

Untuk mengusir keraguan, Petrus meminta diizinkan berjalan di atas air mendekati Yesus. Selama matanya tertuju kepada Yesus, ia dapat melangkah di atas gelombang danau yang sedang mengamuk. Namun, saat perhatiannya beralih pada situasi sekitarnya, rasa takut menyergapnya, imannya goyah, dan ia mulai tenggelam.

Diakhir khotbahnya, Pdt. Swesty mengatakan, kita mungkin pernah menghadapi situasi serupa, harus berjalan di tengah situasi yang pelik. Seperti sedang diterpa rasa takut, seperti hendak tenggelam ditelan arus masalah ? Namun selama mata kita selalu tertuju kepada yesus, kita pasti akan melangkah di atas gelombang dan badai kehidupan. Fokuskan pandangan pada Yesus, bukan pada besarnya masalah.

[Nabire.Net]