Hikmah Ramadan: Tempa Diri Menjadi Pribadi yang Berbudi Luhur
Nabire, 9 Maret 2025 – Ketua DPW LDII Papua Tengah, H. Nuryadi, S.Pd, M.MPd, mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum introspeksi dan peningkatan kualitas diri.
Menurutnya, ibadah puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga latihan spiritual yang membentuk kesadaran individu dan sosial.
“Ini adalah latihan spiritual yang dapat membentuk kesadaran diri dalam kehidupan individu maupun sosial,” ujar H. Nuryadi.
Puasa sebagai Latihan Pengendalian Diri
H. Nuryadi menekankan bahwa Ramadan mengajarkan umat Islam untuk mengendalikan hawa nafsu, menjaga ucapan, serta mengontrol perilaku.
“Saat kita berpuasa, kita belajar mengendalikan emosi, menahan amarah, menjaga lisan, serta mengontrol perilaku. Jika ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih sabar, bijak, dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Konsep ini sejalan dengan prinsip mawas diri, di mana individu diajak untuk mengevaluasi dan mengoreksi kekurangan dalam dirinya.
Momentum Evaluasi Diri
Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi spiritual. H. Nuryadi mengajak umat Islam untuk merenungkan kualitas ibadah dan amal perbuatan mereka.
“Kita harus bertanya kepada diri sendiri: apakah kita sudah menjadi pribadi yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya? Apakah kita sudah cukup peduli dengan sesama? Semua pertanyaan ini penting untuk dijawab agar kita bisa terus berkembang,” tambahnya.
Refleksi ini diharapkan dapat memicu perubahan positif dalam karakter individu serta memberikan dampak bagi lingkungan sekitar.
Menjaga Kebiasaan Baik Setelah Ramadan
Lebih lanjut, H. Nuryadi menegaskan pentingnya mempertahankan kebiasaan baik setelah Ramadan berakhir. Ia mengingatkan agar nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran, dan kepedulian tetap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Jangan sampai setelah Ramadan, kebiasaan baik yang kita bangun hilang begitu saja. Mawas diri harus menjadi budaya dalam kehidupan kita sehari-hari,” tegasnya.
Ramadan dan Visi Indonesia Emas 2045
Selain sebagai ibadah spiritual, Ramadan juga memiliki dampak luas bagi pembangunan karakter bangsa. H. Nuryadi mengaitkan nilai-nilai Ramadan dengan visi besar Indonesia Emas 2045.
“Negara yang maju adalah negara yang rakyatnya memiliki karakter kuat, disiplin, dan penuh integritas. Ramadan adalah kesempatan bagi kita untuk membangun karakter tersebut dari dalam diri sendiri,” jelasnya.
Dengan demikian, puasa bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga sarana untuk menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik. H. Nuryadi mengajak seluruh umat Islam, khususnya warga LDII, untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum perubahan nyata.
“Mari kita jadikan puasa sebagai latihan mawas diri yang membawa perubahan positif dalam kehidupan kita,” tutupnya.
[Nabire.Net]
Tinggalkan Balasan