Harga Beras Tembus 2.4 Juta Per 25 Kg Di Degeuwo Paniai Akibat Naiknya Tarif Helikopter Milik Indostar, Warga Gelar Demo
Transportasi udara adalah salah satu transportasi yang sangat diandalkan oleh warga di wilayah Degeuwo, kabupaten Paniai, Provinsi Papua. Pasalnya transportasi seperti helikopter menjadi salah satu alat vital bagi warga untuk mengirim atau menerima barang dari wilayah lain.
Praktis, dengan naiknya harga transportasi udara tersebut, sejumlah harga bahan pokok di wilayah Degeuwo melonjak tajam sehingga memberatkan warga setempat.
Terkait hal itu, warga Degeuwo menggelar aksi demo meminta kepada pengusaha helikopter untuk segera menurunkan harga transportasi, sehingga harga barang bisa stabil kembali. Aksi demo dilaksanakan di depan Pos Polisi Ndeotadi 99, Distrik Bogobaida, kabupaten Paniai, senin pagi 7 Mei 2018.

Dalam aksi tersebut, warga orang asli Papua dan sejumlah warga pendatang yang berdomisili di Degeuwo meminta agar harga angkutan udara (Heli) milik Indostar bisa diturunkan, sehingga warga dapat memasarkan atau menjual bahan pangan dengan harga terjangkau kepada masyarakat di Degeuwo.
Kepala Suku Umum, Merius Murip dalam aksi tersebut menduga ada oknum yang sengaja menaikan harga angkutan udara sehingga menyulitkan warga setempat.
“Bila pihak penerbangan helikopter Indostar tidak memperhatikan permintaan kami, kami akan bertindak dan helikopter tersebut akan kami palang dan tidak diijinkan untuk beroperasi di wilayah ini.”tegas Merius Murip.
Merius juga berharap agar pemerintah kabupaten Paniai segera mengambil langkah serius untuk mengatasi permasalahan ini demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat, karena selama ini rintihan rakyat tidak pernah ditanggapi dan dijawab.
Selain Merius, pengusaha yang beroperasi di wilayah yang sama, Lasim, menjelaskan bahwa harga beras saat ini mencapai 2,4 juta per sak ukuran 25 Kg, sedangkan jasa heli sebesar 40 juta sekali terbang dengan muatan 650 Kg. Kalau dirinci, di Enarotali kabupaten Paniai, harga 1 karung beras ukuran 25 Kg sebesar 370 rb per sak, dibagi jumlah muatan 650 Kg untuk harga angkut sebesar 40 juta, berarti biaya transportasinya 62 ribu per Kg.
“Diluar harga transportasi, kami masih dikenakan biaya konsorsium sebesar 500 ribu per flight ditambah uang buruh, dan setelah dihitung modal beras dari Enarotali sampai ke Ndeotadi 99 kurang lebih 70 ribu per Kg. Hal ini sama dengan barang lain seperti BBM dan lain sebagainya”, beber Lasim.
Keluhan warga diamini oleh Komandan Pos Polisi Ndeotadi 99, Bripka Yusak Salay. Dirinya mengaku prihatin dengan kenaikan harga barang di wilayah Ndeotadi yang sejalan dengan dinaikkannya harga transportasi Heli. Oleh karena itu dirinya berupaya untuk mengkoordinasikan hal ini dengan pihak helikopter Indostar untuk mengevaluasi kembali kenaikan harga angkutan udara tersebut sehingga tidak menyusahkan warga setempat dan tidak menyebabkan gangguan kemanan di wilayahnya.

Giat demo tersebut berjalan lancar, aman terkendali.
[Nabire.Net/Rovi.Karambut/M.P]



Leave a Reply