GMNI Hadir Untuk Menjadi Wadah Organisasi bagi Mahasiswa di Nabire
Nabire, Menjadi mahasiswa artinya harus siap mengemban peran sebagai agen perubahan. Selain perkuliahan, mahasiswa juga diharapkan menjadi inisiator bahkan lokomotif perubahan.
Hal itu diungkapkan Jeri E. Anouw Muyapa, kepada Nabire.Net, Senin (08/08/2022), melalui Whatsapp.
Dikatakan Jeri, pada tahun 1998, sejarah epik gerakan mahasiswa berhasil mengubah tatanan sejarah bangsa Indonesia. Tidak hanya dengan pendudukan DPR-MPR RI, tetapi bagaimana mahasiswa bisa meruntuhkan sistem pemerintahan orde baru.
Selain dalam dunia politik, mahasiswa juga diharap dapat menjadi agen perubahan ekonomi, sosial, budaya dan semua aspek kehidupan. Tentunya sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.
Lalu bagaimana menggerakan mahasiswa hingga bisa tercatat dalam sejarah? Organisasilah yang mampu mewujudkan hal tersebut.
Organisasi mahasiswa ekstra kampus (OMEK) adalah organisasi mahasiswa yang tidak termasuk dalam alat kelengkapan non-struktural pada perguruan tinggi. Dulunya, OMEK sempat dilarang dengan berdasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 26/DIKTI/KEP/2002 Tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus Atau Partai Politik Dalam Kehidupan Kampus.
Namun berdasarkan Peraturan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan No. 55 Tahun 2018, keberadaan dan aktivitas OMEK di lingkungan internal kampus, kembali dilegalkan, karena dianggap dapat menghalau paham radikalisme.
Bentuk kegiatan dari OMEK sendiri bermacam-macam. Selain, kajian, diskusi, dan pengabdian, OMEK juga memiliki peran dalam kegiatan Pemilihan Umum yang berlangsung di lingkungan kampus, seperti pemilihan ketua BEM, DPM, HMJ, Dekan, sampai dengan Rektor. Sehingga, tidak jarang, melalui OMEK-OMEK tersebut dapat melahirkan tokoh-tokoh hebat dan berpengaruh di Pemerintahan.
Lalu, apa saja sih, yang termasuk dari OMEK itu? Di kesempatan kali ini, kita kupas 7 OMEK terbesar di Indonesia, yuk!
1. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
Pada 23 Maret 1954, kongres I GMNI menetapkan SM Hadiprabowo sebagai ketua pertama GMNI, tanggal ini sekaligus ditetapkan sebagai hari kelahiran GMNI. GMNI adalah organisasi yang bernafaskan nasionalis dan karena kesamaan ideologi dan pengaruh dari Soekarno, GMNI secara perlahan – lahan menjadi underbow dan sayap kanan PNI. Namun pada tahun 1973, GMNI secara de jure terputus dengan PNI ketika kebijakan fusi partai yang dikeluarkan oleh pemerintahan Orde Baru untuk menggabungkan beberapa partai termasuk PNI sehingga menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Pendirian GMNI merupakan hasil penggabungan dari 3 organisasi yang sebelumnya, yaitu Gerakan Mahasiswa Marhaen (Yogyakarta), Gerakan Mahasiswa Merdeka (Surabaya), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (Jakarta). Hingga hari ini, GMNI menjadi salah satu OMEK terbesar dengan kader terbanyak di Indonesia.
2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
HMI adalah organisasi mahasiswa yang didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947. Pembentukan organisasi ini diprakarsai oleh Lafran Pane (yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2017) dan 14 orang lainnya.
Sebelum terbentuk HMI, terdapat organisasi mahasiswa yang bernama Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY). Organisasi ini beranggotakan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, yaitu Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI), dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada. Namun, karena PMY tidak mengalirkan aspirasi keagamaan, putuskanlah untuk berpisah dari PMY dan organisasi mahasiswa sendiri yang bernafaskan islam. Dalam perkembangannya, HMI kemudian terpecah menjadi dua, karena adanya upaya dari Orde Baru untuk meletakkan asas tunggal Pancasila di dalamnya. Pecahannya tersebut dikenal dengan HMI Dipo dan HMI MPO.
Walaupun begitu, kedua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk membina insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
3. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Bermula dari keinginan para mahasiswa Nahdliyin, untuk membentuk suatu organisasi mahasiswa yang berideologikan Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) merupakan dasar terbentuknya PMII. organisasi mahasiswa ini berdasarkan pada hasil Konferensi Besar IPNU pada Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Kemudian, dibentuk panitia sponsor yang beranggotakan 13 orang mahasiswa NU untuk mengadakan musyawarah dengan agenda pembentukan organisasi. Hingga pada 17 April 1960, PMII resmi terbentuk.
Namun, di tahun 1972, PMII yang sebelumnya berperan sebagai Badan Otonom (Banom) NU, menyatakan untuk berpisah dan berdiri sebagai organisasi independen. Pernyataan ini dideklarasikan di Malang, Jawa Timur, yang dikenal dengan deklarasi Murnajati.
4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
IMM merupakan organisasi gerakan mahasiswa islam yang berafiliasi dengan ormas muhammadiyah, bergerak dalam bidang keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. organisasi ini berdiri di Yogyakarta, 14 Maret 1964. Dengan identitasnya, IMM menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengalirkan ide pengembangan dan pengembangan. Sesuai dengan tiga kompetensi dasar dari IMM, religius, intelektualitas, dan humanitas. Oleh karena itu, IMM memiliki tujuan untuk membentuk mahasiswa islam yang mulia, dalam mencapai tujuan muhammadiyah.
5. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
GMKI adalah kemahasiswaan yang berdiri pada 9 Februari 1950. Merupakan dari Christelijke Student Vereeniging op Java (CSV) yang sudah ada sejak tahun 1932. Memiliki tri panji sebagai dasar pelaksanaan organisasinya, yaitu iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian. GMKI sendiri adalah organisasi yang bersifat politik, melainkan organisasi yang bersifat gerejawi.
6. Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
Yaitu organisasi kepemudaan katolik yang berdiri pada 25 Mei 1947 di Yogyakarta. sebagai pembinaan dan perjuangan mahasiswa katolik dan bukan katolik, denganaskan pancasila, berjiwa kekatolikan, dan bersemangat kemahasiswaan.
organisasi ini memiliki keterkaitan dengan Katholieke Studenten Vereniging (KSV) yang ada dia Batavia (Jakarta), Bandung, dan Surabaya. Yang pada 11 Juni 1951, PMKRI beserta KSV yang tersebar di seluruh daerah memutuskan untuk bergabung, dan menamakan organisasinya dengan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia.
7. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)
KAMMI merupakan organisasi ekstra kampus yang menghimpun mahasiswa muslim di seluruh Indonesia, secara lintas sektoral, suku, ras, dan golongan. Penghimpunan ini bertujuan untuk membangun negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan bertanggung jawab. Dimana KAMMI, kemudian berperan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk bekerja sama mewujudkan tujuan tersebut.
KAMMI lahir pada 29 Maret 1998 di Malang, Jawa Timur. KAMMI berdasarkan pada penilaian terhadap krisis nasional tahun 1998. Kepercayaan kepada pemimpin yang kian terkikis membentuk, telah membangkitkan para aktivis untuk KAMMI ini.
Nah, karena sekarang wawasan mengenai OMEK sudah bertambah, tidak ada salahnya buat kamu untuk ikut andil di salah satu dari tujuh OMEK diatas, atau OMEK-OMEK lain yang menarik minatmu. Ingat, kan? Salah satu tips untuk menjadi mahasiswa hukum yang sukses adalah dengan aktif di organisasi.
Dewan Pimpinan Cabang GMNI Nabire, berpesan kepada seluruh mahasiswa aktif yang ada di kota Nabire untuk bergabung bersama organisasi GMNI yang baru hadir di tahun 2022 ini.
Kami hadir di kalangan mahasiswa di kota Nabire tanpa membedakan suku, marga, budaya dan ras.
[Nabire.Net]
Kepada Nabire net.
Tulis demisioner GMKI segera hapus