Gereja, Mahasiswa dan Masyarakat Intan Jaya di Nabire Tolak Pengelolaan Blok Wabu
Nabire, Bertempat di aula Gereja Katolik Jayanti, Distrik Nabire Barat, kabupaten Nabire, Senin (21/03), telah dilaksanakan pertemuan warga yang menolak pengelolaan Blok Wabu di Intan Jaya.
Pertemuan ini difasilitasi oleh Tim Advokasi Hak Masyarakat Adat Intan Jaya Papua (TIVAMAIPA).
Dalam pertemuan ini, Bartol Mirip selaku Ketua Tim menyampaikan bahwa pertemuan kali ini adalah pertemuan lanjutan, setelah dilaksanakan dua kali pertemuan sebelumnya.
Pertemuan pertama dilaksanakan di tempat yang sama tanggal 8 Februari 2022 dan pertemuan yang kedua dilaksanakan di aula Paroki Kristus Raja Siriwini, tanggal 12 Februari 2022.
“Masalah Blok Wabu bukan masalah Intan Jaya saja. Tetapi itu masalah Meepago, masalah Lapago, Saireri, dan secara umum 7 wilayah adat Papua. Jadi kita wilayah Meepago khususnya Intan Jaya menyatakan sikap menolak pengelolaan Blok Wabu,” tandas Bartol Mirip.
Di tempat yang sama, Pastor Benny Magay, Pr, menyampaikan bahwa pada intinya segala pelanggaran hak asasi manusia di Intan Jaya terjadi karena Blok Wabu. Segala ketidakadilan yang terjadi di Intan Jaya dan seluruh Papua itu lampiasan dari kepentingan ekonomi segilintir orang.
Oleh karena itu kata Benny Magai, pihak gereja juga mengambil sikap tegas menolak pengelolaan Blok Wabu agar umat Tuhan hidup selamat di tanahnya dan selamat di tanah surga.
“Kami pihak gereja menyatakan menolak pengelolaan Blok Wabu, itu demi menjaga keutuhan ciptaan Tuhan di tanah Papua. Kita sudah belajar dari pengalaman Freeport sehingga jangan terjadi lagi di Intan Jaya. Dan mengapa masyarakat tidak peka dengan pertemuan penolakan begini? Nanti umat mengalami masalah lalu cari perlindungan kemana jika tidak ikut pertemuan penolakan. Pesan ke umat, Jangan ada masalah baru lari ke gereja. Jadi kami tokoh agama di Intan Jaya menyatakan dengan tegas menolak pengelolaan Blok Wabu,” tegas pastor asal Intan Jaya itu.
Di tempat yang sama, salah seorang mahasiswa Intan Jaya, Salmon Tipagau, mengatakan, mahasiswa asal Intan Jaya yang selalu banting tulang; makan panas dan hujan di jalan menolak Blok Wabu sana-sini demi menjaga alam dan manusia Intan Jaya. Jadi perwakilan mahasiswa harus ikut dalam utusan ke jakarta. Mahasiswa Jakarta juga mesti libatkan untuk menolak Blok Wabu di Komisi VII DPR RI.
Sedangkan perwakilan pemerintah Intan Jaya yang hadir dalam pertemuan ini, Manfred Sondegau, juga ikut menolak pengelolaan Blok Wabu di Intan Jaya Papua.
Pertemuan dalam rangka mengambil sikap tegas penolakan pengelolaan Blok Wabu Intan Jaya ini, berjalan dengan lancar mulai pukul 12.00 hingga 14.00 WIT.
[Nabire.Net/Adolfius Sondegau, SS]
Tinggalkan Balasan