Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Paniai Kota Studi Jayapura Gelar Seminar Sehari
Jayapura, Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Paniai (FKM-KP) Kota Studi Jayapura melalui Bidang Penalaran dan Pendidikan melakukan seminar sehari.
Seminar tersebut berlangsung di Aula Asrama Yame Owa Paniai, Perumnas 3 Waena, Jayapura, Papua, Sabtu (01/04/2023).
Seminar tersebut diawali dengan motto : “Satukan Hati Bulatkan Tekat dan Tema : “Waktu yang Baik Untuk Melakukan.”
Seminar berlangsung dari pukul 10.00 WIT, diawali ibadah singkat dipimpin oleh Frater Musa Iyai. Dalam seminar tersebut dihadiri oleh Pembina, Senioritas, Tamu Undangan, 8 Ikatan Lokal serta seluruh anggota (FKM-KP) se-kota Studi Jayapura, sangat meriah dan antusias.
Yohanes You selaku Koordinator Bidang Penalaran dan Pendidikan mengatakan bahwa, pihaknya telah berupaya melakukan beberapa kegiatan untuk mensukseskan kegiatan seminar tersebut. Salah satunya adalah mengadakan lomba karaoke dan kegiatan bentuk lainnya untuk mendukung kegiatan ini.
You juga mengakui telah berusaha menghubungi para narasumber dan akhirnya menghadirkan 3 narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Dalam seminar sehari ini, materi yang pertama dibawakan oleh Elias Gobai SH, tentang : “Kepemimpinan Organisasi” juga sebagai senior (FKM-KP) yang selalu aktif organisasi pada masanya.
Gobai juga menjelaskan melalui latihan dasar kepemimpinan, kita dilatih untuk menjadi seorang pemimpin, berpidato di depan, berorasi, manajemen beroganisasi yang baik dan benar.
“Beberapa tahapan yang harus kita lewati menjadi seorang pemimpin, mulai dari ikatan lokal seperti ikatan Distrik, kabupaten, suku sepertinya IPPMMEE akan bersaing dengan organisasi lain di luar misalnya di kampus, BEM, DPM dan organisasi lainnya, sehingga orang tersebut dia punya tahapan prosesnya itu ada”, ujar Elias Gobai.
“Menjadi seorang pemipin yang baik adalah orang yang etika komunikasinya baik, orangnya sabar, manajemen waktu yang baik, berdisiplin, bersikap yang baik, berdiskusi dan sebagainya”, kata Gobai.
Sementara itu materi yang kedua diisi oleh Wene Kilungga tentang, “Ideologi Papua”. Kilungga menjelaskan bahwa ideologi Papua tidak terlepas dari kehidupan orang Papua itu sendiri, kemudian sejarah orang Papua, peradabaan orang Papua. Kilungga juga mengatakan bahwa ideologi artinya mengenal diri sendiri, bangsa yang besar adalah bangsa yang akan menghargai sejarahnya itu sendiri.
Bangsa yang besar, bangsa yang maju dia akan mengenal ideologinya sendiri, ideologi Papua itu adalah bagian dari orang Papua. Kita juga tidak terlepas dari berbagai macam peristiwa yang sedang terjadi di tanah Papua, dari masa ke masa, peristiwa, pembantaian rakyat, berbagai macam operasi militer, Wamena berdarah, Abe berdarah dan lain-lainnya.
Selanjutnya materi yang ketiga dibawakan oleh Fr Musa Iyai tentang, “Tungku Api” . Tungku Api adalah salah satu sumber kehidupan bagi manusia Papua, orang Papua itu sendiri. Sumber kehidupan bagi orang Papua adalah Tanah dan Alam. Tanah dan alam itu menjadi landasan hidup bagi orang Papua.
Sisi teologinya kita melihat secara umum orang Papua Tanah sebagai Mama yang memberikan segala-galanya, tanah sebagai sahabat, tanah sebagai kaka. Sehingga mereka selalu membangun hubungan relasi dengan alam sekitar mereka.
Tungku api kelurga yang digagas oleh almarhum Uskup Keuskupan Timika, Mgr Jhon Plihip Sakril, Pr pada tahun 2017 itu bukan konsep baru, sudah ada, tetapi mereka menyadarkan kita orang Papua. Kita akan melihat dari berbagai sisi ekonominya, sisi nilai budayanya, sosialnya, linkungannya, hukumnya.
Mata pencarian hidup orang Papua dari sisi ekonominya, Tanah akan memberikan segalanya bagi orang Papua. Di atas tanah membuka kebun dan hasilnya akan dijual sebagai nilai ekonomi. Di pekarangan rumah lahan dimanfaatkan sebagai peternakan, perkebunan yang memiliki nilai ekonomi bagi orang Papua.
*Pewarta : Lambertus Magai
[Nabire.Net]
Itu kerja nya apa kah
Selamt malam
Saya atas Nama Yulianus keiya
KETUA FORUM FKM-KP SE-JAYAPURA
beriapresiasi kepada media yang telah naik itu