Ibu Krispina Badi Ungkap Proses dan Harapan di Balik Pembuatan Noken Tradisional

Nabire, 22 Juli 2024 – Ibu Krispina Badi, seorang pengrajin noken di Taman Laut Oyehe Nabire menjelaskan proses pembuatan noken tradisional yang melibatkan dua bahan utama, yaitu benang dan kulit kayu.

“Noken ini terbuat dari benang dan kulit kayu. Kalau dari benang, kita tinggal beli benangnya di pasar lalu kita olah menjadi noken. Kalau buat noken dari kulit kayu, kita cari kayu, ambil kulitnya, lalu kita keringkan kulit kayunya. Ketika kayunya sudah kering, maka kita bisa gunakan kulit kayu untuk membuat noken,” jelas Ibu Krispina kepada Nabirenet, Senin (22/07).

Dalam hal harga, Ibu Krispina menyampaikan bahwa noken memiliki variasi harga tergantung pada ukurannya. “Kalau ditanya harga noken dari yang terkecil hingga yang terbesar, noken yang paling kecil itu rata-rata harganya 50-65 ribu, kalau yang besar itu harganya 100 ke atas,” katanya. Harga tersebut mencerminkan kerja keras dan ketelitian yang dibutuhkan dalam proses pembuatan noken.

Penghasilan yang didapat dari penjualan noken juga sangat bergantung pada jumlah pembeli setiap harinya. “Kalau ditanya soal penghasilan berapa per hari, itu tergantung pembelinya. Kalau ada pembeli antara 1-3 orang, itu sudah lumayan uangnya kita bisa bawa pulang ke rumah. Kalau tidak ada pembeli, kita tidak bawa pulang uang ke rumah,” ungkap Ibu Krispina, menggambarkan tantangan ekonomi yang dihadapi para pengrajin noken.

Ibu Krispina juga mengungkapkan harapannya ke depan. “Kalau ditanya soal harapan ke depannya, kalau noken ini laku, kita bisa biayai uang sekolah anak-anak kita, dan untuk beli makan minum sehari-harinya,” tutup Ibu Krispina dengan penuh harap. Ia berharap hasil karya mereka bisa terus mendukung perekonomian keluarga dan pendidikan anak-anaknya.

*Reporter : Marsel, Siswa Prakerin SMKS Kristen Anak Panah Nabire

[Nabire.Net]