Temu Akbar Literasi Hadirkan Harapan Baru untuk Pendidikan Papua Tengah
Nabire, 27 November 2025 – Upaya memperkuat budaya membaca dan meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Papua Tengah terus mendapat perhatian. Hal ini terlihat dari pelaksanaan Temu Akbar Pegiat Literasi Papua Tengah yang digelar selama tiga hari, 27–29 November 2025, di Aula Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nabire.
Kegiatan ini menghadirkan lebih dari 50 pegiat literasi yang berasal dari yayasan, lapak baca, Taman Bacaan Masyarakat (TBM), serta komunitas literasi se-Papua Tengah. Mereka berkumpul untuk berbagi gagasan, memperkuat jejaring, dan menyusun langkah strategis dalam memajukan gerakan literasi di daerah.
Hadir dalam kegiatan ini anggota DPR Papua Tengah Komisi V bidang pendidikan, Stella Theresia U. Misiro, S.Hut, anggota DPR Otsus Papua Tengah, serta Ketua KNPI Papua Tengah, Yustinus Tebai.
Dalam sambutannya, Yustinus Tebai mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan Papua Tengah yang dinilai memberi perhatian serius terhadap perkembangan literasi.
“Kami bangga dengan kepedulian terhadap literasi ini. Gerakan literasi bertumbuh, berkembang, dan menginspirasi banyak orang. Pemerintah juga memberi ruang apresiasi kepada para pegiat,” ujarnya.
Yustinus menegaskan bahwa gerakan literasi bukan hanya lahir dari lembaga pemerintah, tetapi juga dari inisiatif masyarakat.
“Kami pemuda siap menyumbangkan buku dan terus memperluas gerakan ini,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan komunitas literasi Papua Tengah Alex Giyai mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sedikitnya 70 komunitas literasi aktif yang bekerja mandiri di berbagai wilayah Papua Tengah.
“Dengan inisiatif sendiri dan semangat membangun pendidikan, ini luar biasa. Literasi adalah jantung dari peradaban manusia,” ungkapnya.
Alex menyebutkan bahwa berdasarkan data statistik, Papua Tengah masih berada pada posisi rendah dalam capaian literasi nasional. Kondisi ini menjadi tantangan bersama bagi pemerintah, pegiat literasi, dan pemuda untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, serta numerasi masyarakat.
Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara literasi dan pendidikan.
“Pendidikan tidak dapat berjalan tanpa literasi, dan literasi tidak dapat berjalan tanpa pendidikan. Ini ibarat suami dan istri,” katanya.
Dalam forum tersebut, para pegiat literasi mendorong pemerintah agar segera memperkuat regulasi dan menyediakan program peningkatan kapasitas, termasuk pelatihan menulis, pemberdayaan TBM, serta memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak.
Temu Akbar Literasi Papua Tengah diharapkan menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali semangat gerakan literasi di Papua Tengah, sebagai langkah bersama mencerdaskan masyarakat dan melahirkan generasi yang kritis, kreatif, dan berwawasan luas.
[Nabire.Net/Musa Boma]




Leave a Reply