INFO NABIRE
Home » Blog » Puluhan Siswa/i SMP Negeri 1 Nabire Dirawat di RSUD Nabire, Cek Faktanya

Puluhan Siswa/i SMP Negeri 1 Nabire Dirawat di RSUD Nabire, Cek Faktanya

(Sosialisasi dari pihak Puskesmas Nabarua kepada para siswa/i SMP Negeri 1 Nabire sebelum pemberian obat
(Sosialisasi dari pihak Puskesmas Nabarua kepada para siswa/i SMP Negeri 1 Nabire sebelum pemberian obat POPM Frambusia)

Nabire, Sejumlah siswa/i SMP Negeri 1 Nabire dirawat di RSUD Nabire akibat efek samping pemberian obat dalam rangka POPM Frambusia, Sabtu (28/01/2023).

Adapun para siswa/i yang terdampak efek samping pemberian obat dalam rangka POPM Frambusia adalah siswa/i Kelas VII, SMP Negeri 1 Nabire.

Hal tersebut dibenarkan dr. Lili Nababan, dari Puskesmas Nabarua, kepada Nabire.Net, Sabtu sore.

Dijelaskan dr. Lili Nababan, program ini adalah program Kementerian Kesehatan untuk POPM Frambusia. Sementara dosis yang dianjurkan sudah sesuai dari Kementerian Kesehatan yaitu pemberian Azithromisin 1500 mg untuk anak usia 10-15 tahun.

Lanjut dijelaskan dr. Lili, efek samping dari obat Azithromisin adalah mual, muntah, diare dan kolik abdomen (nyeri). Efek samping obat beda-beda kepada setiap tubuh manusia. Jika anak tidak makan sebelumnya, maka efek samping obat akan lebih terasa.

“Yang tidak sarapan kenapa bisa efek sampingnya terasa banget, karena respon imun berbeda-beda, seperti anak yang diimunisasi atau orang dewasa yang divaksin covid”, kata dr. Lili Nababan.

Lanjutnya, “prinsipnya kita sudah buat surat ke SMP Negeri 1 Nabire untuk rencana mengadakan pemberian obat POPM Frambusia ini. Kemudian kita juga telah melakukan sosialisasi sebelum pemberian obat, termasuk harus makan, dan lain-lain. Entah mengapa yang belum makan ini minum obatnya juga”?

Dijelaskan dr. Lili Nababan, Kasus Frambusia ada di Nabire dan Nabire termasuk daerah endemis dan termasuk penyakit menular yang penularannya kontak langsung dengan luka Frambusia, dan komplikasi yang fatal sehingga ini jadi program pemerintah untuk mengeliminasi Frambusia.

Terpisah, dr. Frans Sayori, M.Kes selaku Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Nabire, kepada Nabire.Net menjelaskan ada 25 siswa/i dengan keluhan mual, muntah dan pusing, karena dari 300-an siswa/i Kelas VII SMP Negeri 1 Nabire, sudah diberitahukan ke pihak sekolah bahwa sesuai surat pemberitahuan dari PKM Nabarua, akan ada kegiatan pemberian obat dalam rangka POPM Frambusia, sehingga sebelum obat diberikan, diharapkan siswa/i sudah sarapan sebelum berangkat ke sekolah atau sebelum minum obat.

“Tapi ada yang belum sarapan maka terjadilah efek samping yang bersifat ringan seperti mual, muntah dan pusing. Saya sudah di TKP dan bicara langsung dengan pihak skeolah, bahkan orang tua siswa, polisi dan wartawan di IGD RSUD tadi”, kata dokter Sayori.

“Intinya bukan keracunan obat tapi adanya efek samping obat karena ada siswa yang tidak sarapan dan tidak ada salah obat, karena obat karena obat ini merupakan obat program Frambusia yang sudah lama sejak orang tua kita dulu dan dosisnya juga tepat sesuai umur dan obatnya tidak kadaluarsa”, tegas dr. Frans Sayori.

Sementara itu, saat Nabire.Net meminta keterangan dari Kapolsek Nabire Kota, AKP Agus Suprayitno, S.Sos, dikatakan, ada 30 anak dari sekitar 300 anak yang diberi obat oleh Puskesmas.

Dijelaskan Kapolsek, saat ini anak-anak yang terdampak efek samping pemberian obat, berangsur-angsur sudah pulang ke rumah.

Sebagai informasi, Frambusia adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Oceania.

Frambusia dikenal juga sebagai frambesia tropica atau patek. Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi. Pada awalnya, frambusia hanya akan menyerang kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi.

[Nabire.Net]


Artikel Terkait

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.