Menengok Fanatisme Pendukung Negara-Negara Peserta Piala Dunia 2018 Di Nabire
(Suasana Nobar Piala Dunia 2018 di RRI Nabire)
Ajang Piala Dunia 2018 di Russia saat ini sedang menjadi topik hangat yang dibicarakan dimana-mana, lebih khusus untuk para penggila bola. Di Nabire, Papua, ada warga yang benar-benar fanatik, ada yang sekedar mendukung ala kadarnya dan ada yang tidak terlalu terpengaruh dan memilih acuh.
Kecintaan kepada salah satu negara didasarkan pada beberapa hal diantaraya karena pemain idolanya bermain disitu, atau karena prestasi negara tersebut dalam ajang ini maupun karena faktor budaya ataupun historis.
Hampir sebagian besar warga Nabire mengidolakan negara Jerman, Brazil dan Argentina, serta Belanda yang sayangnya gagal tampil di Piala Dunia 2018 karena kampanye mereka yang mengerikan selama kualifikas Piala Dunia 2018.
Kecintaan kepada negara-negara tersebut beberapa hari terakhir sangat terlihat jelas, baik lewat atribut yang dipamerkan, nonton bareng, hingga pawai atau konvoi.
Sahabat saya, Ronaldo Letsoin, adalah salah seorang penggemar Brazil dan cukup fanatik mendukung negara yang menjadikan sepakbola sebagai agama keduanya.
Hal itu ditunjukkannya dengan mengikuti pawai atau konvoi bersama fans Brazil lainnya yang ada di Nabire. Namun Naldo sapaannya tidak sampai melakukan hal-hal yang berlebihan yang mengarah ke hal-hal negatif.
Dukungan seperti yang dilakukan Ronaldo memang wajar-wajar saja khususnya bagi penggila bola dan sering kita jumpai dimanapun, namun kita berharap agar fanatisme tersebut tidak sampai mengarah ke hal-hal negatif seperti judi bola atau taruhan, saling mengejek antar pendukung baik di dunia nyata maupun dunia maya hingga melebar ke saling bentrok antar pendukung serta melakukan konvoi ugal-ugalan di jalanan.
Bagi para penggila bola hal itu sudah lumrah dan biasa, namun terkadang bagi mereka yang tidak menyukai bola atau ada juga yang menyukai bola tapi tidak fanatik, hal itu merupakan suatu keanehan.
Keanehan tersebut nampak dari ngototnya pecinta salah satu negara yang mempertahankan gengsi negara yang ia dukung dengan saling mengejek satu sama lain, padahal itu bukan negaranya sendiri. Mungkin akan sedikit berbeda jika itu adalah negaranya sendiri atau hal itu berlaku pada klub sepakbola, misalnya antara fans Persija dengan Persib atau fans Persebaya dengan Arema.
Yang lebih aneh lagi, ada fans yang justru mengibarkan bendera negara lain dengan bangganya hingga melakukan konvoi di jalan raya membawa bendera negara lain dengan gagah perkasa, padahal sekali lagi, itu adalah bendera negara lain.
Akan berbeda rasanya jika bendera tersebut adalah bendera kita sendiri. Mengapa ? Karena kita pasti akan merasa bangga jika negara kita bisa tampil pada Piala Dunia bahkan bisa menjadi juara Piala Dunia. Terlebih bagi para pemain yang memperkuat negaranya langsung di Piala Dunia, karena itu adalah suatu kehormatan bagi mereka.
Fanatisme pada sebuah negara atau klub sepakbola bisa dibilang wajar sekaligus tak wajar. Wajar ketika menang dan merayakannya, karena kebahagiaan seseorang bisa didapat dengan jalan apapun. Tetapi sekaligus tak wajar karena kadang ketika kalah bisa merusak suasana hati hingga lebur berkeping-keping.
Tapi itulah bola, bola itu memang bundar. Tak ada yang berencana untuk menjadikan olahraga ini begitu disegani di muka bumi. Semua berputar begitu saja, dan bisa kita lihat sekarang bagaimana manusia merelakan waktunya untuk sebuah kebahagiaan dan kesedihan yang bernama sepakbola.
[Nabire.Net]



Leave a Reply