Lapak Baca Rutin di Asrama SMA Negeri Meepago Nabire Jadi Pilar Kebangkitan Literasi Pelajar Papua
Nabire, 18 November 2025 – Budaya membaca tidak tumbuh begitu saja. Ia dibangun dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus hingga menjadi karakter. Di Asrama Putra dan Putri SMA Negeri Meepago Nabire, karakter itu sedang ditanamkan melalui Lapak Baca Rutin, sebuah program yang setiap malam menghidupkan kembali semangat literasi di kalangan anak-anak muda Papua.
Kegiatan yang berlangsung setiap pukul 19.00–21.30 WIT ini tampak sederhana: para siswa duduk dengan buku masing-masing di ruang belajar atau kamar asrama. Namun di balik kesederhanaan itu, ada proses besar yang sedang dibangun—kesadaran bahwa masa depan tidak bisa digantungkan pada keberuntungan semata. Melalui membaca, mencatat, dan memahami materi, para siswa membuka jalur bagi masa depan yang lebih baik.
Literasi sebagai Jalan Menuju Kemandirian
Di tengah persaingan pendidikan yang semakin ketat, kemampuan membaca tidak hanya sebatas memahami teks. Literasi membantu siswa berpikir kritis, menganalisis, dan mengambil keputusan.
Lapak baca menjadi ruang bagi mereka membangun kebiasaan berpikir tersebut. Dalam suasana malam yang tenang, para siswa belajar bahwa proses memahami ilmu membutuhkan waktu. Di tengah keterbatasan akses pendidikan di beberapa wilayah Papua, lapak baca menjadi jembatan penting untuk meningkatkan kualitas belajar.
Pelan-pelan, program ini menanamkan kemandirian akademik. Para siswa mulai menyadari bahwa pengetahuan tidak hanya datang dari guru, tetapi bisa diambil langsung dari buku.
Ruang Aman untuk Bertumbuh
Banyak anak muda Papua memiliki potensi besar namun tidak memiliki ruang untuk mengembangkannya. Lapak baca memberikan ruang tersebut. Bukan hanya tempat untuk membaca, tetapi ruang psikologis untuk membentuk kebiasaan, meningkatkan percaya diri, dan memperbaiki disiplin.
Siswa yang dulu kurang rapi kini lebih teratur. Mereka yang dulu malu membaca lantang kini mulai berani. Yang sebelumnya jarang menyentuh buku kini menemukan dunia baru melalui bacaan.
Perubahan kecil itu sangat berarti dalam proses pembentukan karakter.
Kegiatan yang Melampaui Urusan Akademik
Lapak baca tidak hanya berdampak pada nilai rapor. Program ini membentuk budaya belajar yang lebih luas: kemampuan mengatur waktu, menahan distraksi, serta memprioritaskan pendidikan.
Selain itu, lapak baca memperkuat hubungan antar-siswa. Mereka berdiskusi tentang isi buku, saling memberi rekomendasi bacaan, hingga membantu memahami materi pelajaran. Suasana saling mendukung seperti ini menjadi kekuatan tambahan yang membentuk generasi berkarakter.
Harapan untuk Asrama, Sekolah, dan Masyarakat
Lapak baca dapat menjadi model kebangkitan literasi dari lingkungan asrama. Dengan fasilitas tambahan seperti perpustakaan mini, rak buku, dan pencahayaan yang memadai, kualitas literasi siswa Meepago dapat meningkat lebih cepat.
Jika konsisten, program ini bisa menjadi contoh bagi sekolah dan asrama lain di Nabire maupun Papua Tengah. Budaya membaca dapat diwujudkan selama ada komitmen dan keteladanan dari pengelola asrama serta dukungan sekolah.
Membaca sebagai Tanda Perubahan
Malam demi malam, lapak baca tetap berjalan. Lampu menyala, buku dibuka, dan para siswa tenggelam dalam pengetahuan. Rutinitas sederhana ini sesungguhnya adalah gerakan besar: upaya anak-anak Meepago mendidik diri mereka sendiri untuk menjadi generasi yang lebih cerdas dan siap menghadapi masa depan.
Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Lapak Baca Rutin adalah langkah kecil yang sedang membentuk generasi Meepago yang lebih kuat, disiplin, dan literat.
[Nabire.Net/Klemens Karolus Dogopia]


Leave a Reply