Menjelang pelaksanaan Pemilukada Serentak 9 desember 2015, Koalisi Kawal Pilkada mencatat hampir seluruh persiapan pilkada di Papua menuai masalah. Menurut anggota Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Pemilu) Perludem yang termasuk koalisi itu, Heroik Pratama, pihaknya menemukan sejumlah potensi kecurangan pelaksanaan pilkada.
Dia mencontohkan di wilayah Nabire, ada indikasi mobilisasi pemilih dari tiga wilayah tetangga saat pemungutan suara. Yaitu dari wilayah Paniai, Dogiyai, dan Deiyai. Hal ini terungkap lewat fenomena pembuatan KTP besar-besaran di Nabire selama proses pendaftaran pemilih.
Jika dilihat dari pengalaman sebelumnya, DPT pada Pileg dan Pilpres 2014 di Nabire tercatat berjumlah 141.000 pemilih. Jelang pilkada 2015 ini, terjadi lonjakan jumlah menjadi 186.000 pemilih. Jumlah yang bertambah secara signifikan ini yang kemudian menimbulkan kecurigaan.
“Jadi ada selisih 45.000 pemilih dalam rentang waktu 17 bulan ini,” imbuhnya.
Selain di Nabire, di Waropen dan Mamberamo Raya juga terdapat beberapa masalah.
“Berbagai temuan di atas mengarah pada tingkat kerawanan dan kecurangan dalam pelaksanaan pilkada di wilayah Papua. Karena itu sekecil apa pun masalahnya, harusnya segera diselesaikan sehingga tidak menimbulkan konflik,” tutur Heroik.
Leave a Reply