Ibadah Minggu Pagi, Masa Kesengsaraan Keempat, 28 Februari 2016, Jemaat GKI Ora Et Labora Wadio Nabire

(Dok.Nofree.P)

Berbicara tentang pelita membawa kita kepada alat penerang ditengah kegelapan, walau nyalanya kecil tapi sangat berguna bila berada dikegelapan. Firman Tuhan kali ini juga akan mengajarkan kita tentang Pelita Tubuh.

“Tidak seorangpun yang menyalakan pelita lalu meletakkannya di kolong rumah atau di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, supaya semua orang masuk, dapat melihat cahayanya. Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.  Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan.  Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan cahayanya.”

Demikian kutipan Firman Tuhan yang disampaikan pada Ibadah Minggu Pagi sekaligus Minggu Kesengsaraan ke IV, 28 februari 2016, di Jemaat GKI Ora Et Labora Kampung Wadio Distri Nabire Barat Nabire.

Ibadah tersebut dipimpin oleh Pelayan Firman, Pdt. Eveline.Marajaa. Pondaag S.Th, dan mengangkat pembacaan Firman dari Injil Lukas 11:33-36 dengan perikop “Pelita Tubuh.”

Pdt Eveline Maraaja Pondaag dalam khotbahnya mengingatkan bahwa firman Tuhan dari Injil Lukas 11 :33-36 ini mengingatkan kita bahwa sesungguhnya mata kita ini adalah suluh dalam kehidupan kita manusia yang sesungguhnya.

Mata adalah pelita tubuh, jika kita tidak menggunakannya sebaik mungkin, tawaran dunia ini sangat menggiurkan untuk membawa kita pada kejatuhan dalam dosa. Dari mata turun ke hati.

Untuk mengatisipasi pelita kita padam hanya satu cara yang ampuh yaitu menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita dalam hidup ini, dengan kata lain renungkan Firman Tuhan setiap saa.

Tuhan mengutus kita kedalam dunia ini menjadi alat penerang. Apakah pelita kita masih bersinar atau sebaliknya ?