Ibadah Minggu Pagi, 6 November 2016, Di Jemaat GKI Betania Asdim Siriwini Nabire
(Dok.N.Karubuy)
Paulus yang dahulu sebelum bertobat bernama Saulus, menjadi pembicaraan banyak orang di zamannya. Kita semua tentu pernah membaca kisah hidupnya dalam Alkitab, bagaimana dia sangat, membenci Kristus dan pengikut-pengikut-Nya. Tetapi setelah dia dijamah Tuhan, sikapnya berubah total dan membuat banyak orang kagum akan dia.
Demikian kutipan renungan Ibadah Minggu Pagi, 6 november 2016, di Jemaat GKI Betania Asrama Kodim Siriwini Nabire, yang dipimpin pelayan firman, Pdt. Ema Windesi S.Pak, dan mengambil bacaan dari Galatia 1:11-24.
Dalam renungan khotbah, dikatakan, dari kenyataan pengalaman hidup Paulus, seharusnya setiap anak Tuhan pun juga harus punya pengalaman seperti Paulus, yaitu ada perubahan total dalam hidupnya. Dahulu boleh saja dia menjadi penjahat, penipu, pembenci umat Kristen. Tetapi setelah dia menjadi umat Tuhan, dia harus berani menjadi saksi Kristus yang baik, tanpa menghitung untung dan ruginya.
Paulus tidak malu-malu mengakui tentang hidupnya dahulu, seperti yang dikatakannya: “Kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya Jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.” (Galatia 1:13). Tetapi setelah Paulus bertumbuh dalam Kristus dan mengalami perubahan hidup yang amat besar, itu bukan karena manusia, tetapi hanya oleh Roh Kudus. Paulus telah menjadi teladan hidup dari pekerjaan Roh Kudus, yang hanya dapat dikerjakan sendiri oleh Allah dalam hati manusia.
Jika dalam kehidupan setiap kita ada perubahan yang nyata, maka pasti perubahan-perubahan yang menakjubkan ini akan kemuliaan Allah, karena kita menjadi saksinya yang hidup.
Sebaliknya, jangan kita menjadi batu sandungan bagi orang lain. Walau kita keluar masuk gereja, tetapi tidak tampak ada perubahan dalam hidup ini, maka orang akan berkata “untuk apa jadi Kristen?
Semoga keteladanan Paulus bisa menjadi pedoman bagi setiap kita untuk menjadi teladan dan berkat bagi sesama.
[Nabire.Net]



Leave a Reply