Ibadah Minggu Pagi, 5 Februari 2017, Di Jemaat GKII Alfa Omega Wonorejo Nabire
“Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita. (2 Taw 32:8a)”.
Demikian kutipan pembacaan firman Tuhan dari kitab 2 Tawarikh 32:7-8 , yang menjadi bahan perenungan pada Ibadah Minggu Pagi, 5 februari 2017, di Jemaat GKII Alfa Omega, Bumi Wonorejo Nabire. Ibadah tersebut dipimpin pelayan firman, Pdt. Amos Widigipa.
Dalam khotbahnya, Pdt. Amos Widigipa mengatakan, kita akan berbicara tentang perbedaan antara anak-anak Tuhan yang hidup menurut jalan Tuhan dengan orang di luar Tuhan yang hidup menurut jalannya sendiri. Memang dalam konteks aslinya, bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang kerajaan Yehuda yang dipimpin oleh raja Hizkia melawan bangsa Asyur. Bangsa Yehuda adalah bangsa yang hidup menurut jalan Tuhan, sementara bangsa Asyur adalah bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Mereka hidup dengan menyembah dewa-dewa dan berhala-berhala mereka.
Saat itu, bangsa Asyur sedang mengepung Yerusalem. Mereka mengepung raja Hizkia di kota Yerusalem, bahkan pasukan Asyur yang mengepung Yerusalem mengucapkan kata-kata yang melemahkan semangat segenap bangsa Yehuda. Namun raja Hizkia tetap percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Dalam kesesakannya ini, raja Hizkia senantiasa mengandalkan Tuhan, bahkan memberikan kata-kata yang menyemangati.
Kata-kata tersebut sungguh luar biasa. Hizkia berkata agar bangsa Yehuda tetap kuat dan teguh. “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia”.
Walaupun saat itu raja Asyur datang dengan laskar yang begitu banyaknya, tetapi raja Hizkia percaya penyertaan Tuhan secara adikodrati. Hizkia berkata bahwa yang menyertai bangsa Yehuda jauh lebih banyak daripada yang menyertai raja Asyur.
Kalimat tersebut dapat diartikan bahwa malaikat-malaikat yang ada di pihak bangsa Yehuda jauh lebih banyak dibanding pasukan Asyur yang kelihatan. Raja Hizkia bertindak dengan iman, yaitu percaya akan hal-hal yang tidak kelihatan. Ia percaya bahwa Tuhan tetap menyertai bangsa Yehuda di sela-sela kesesakan. Bahkan dalam ayat selanjutnya raja Hizkia kembali menegaskan bahwa yang menyertai raja Asyur adalah tangan manusia. Tetapi yang menyertai bangsa Yehuda adalah TUHAN, Allah kita yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.
Kata-kata tersebut sangatlah luar biasa, dan tetap relevan bagi kita saat ini. Di saat kita menghadapi kesesakan, di saat “lawan-lawan” kita melakukan segala macam cara untuk dapat mengalahkan kita, atau di saat orang-orang lain membenci kita dan memusuhi kita, kita tahu bahwa Tuhan ada di sisi kita. Yang menyertai kita adalah Tuhan Allah yang luar biasa. Ketika Tuhan ada di sisi kita, maka kita pun pasti menang, karena yang berada di pihak kita jauh lebih besar, lebih hebat, dan lebih berkuasa dibandingkan yang berada di pihak lain (non Tuhan).
Oleh sebab itu, dalam segala hal, jangan pernah kuatir tentang apapun juga. Kita harus mengerti bahwa yang ada di pihak kita adalah Tuhan yang berkuasa. Kita boleh-boleh saja bersaing dengan orang lain, dalam hal studi, pekerjaan, bisnis, dan lain sebagainya. Tetapi kita harus bersaing dengan cara yang sehat. Walaupun orang lain bersaing dengan cara yang tidak sehat, bahkan mencoba menjatuhkan kita sekalipun, ingatlah bahwa ada Tuhan di pihak kita.
Dengan mengerti kebenaran ini maka kita akan senantiasa percaya kepada Tuhan dan Tuhan akan senantiasa menyertai kita sehingga kita akan semakin maju, semakin berhasil, semakin naik menjadi kepala dan bukan hanya sekedar menjadi ekor.
[Nabire.Net]



Leave a Reply