INFO NABIRE
Home » Blog » Ibadah Minggu Pagi, 17 April 2016, Jemaat GKI Ora Et Labora Wadio Nabire

Ibadah Minggu Pagi, 17 April 2016, Jemaat GKI Ora Et Labora Wadio Nabire

ora et labora

Shalom berarti damai sejahtera bagimu. Bagi orang Yahudi, shalom bermakna lebih dalam dari itu, yakni suatu salam yang ingin menyatakan bahwa “Aku mau berkomitmen, rela berkorban, hidup berbagi, memberikan apa yang ada pada diriku kepadamu agar kamu berbahagia, bersukacita, dan memperoleh damai sejahtera”.

Demikian kutipan khotbah Ibadah Minggu Pagi, 17 April 2016, di Jemaat GKI Ora Et Labora Wadio Nabire, yang dipimpin Pelayan Firman Pdt. M. Lawalata, dengan mengangkat pembacaan Firman Tuhan dari Injil Yohanes 20:19-23 dengan Nats “Yesus menampakkan diri kepada Murid-MuridNya.”

Tuhan Yesus mengucapkan shalom sebanyak dua kali dalam Yohanes 20. Pertama di ayat 19 dikatakan murid-murid berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci sejak kebangkitan Yesus. Mereka ketakutan karena Guru mereka saja mengalami penyaliban, maka kemungkinan giliran mereka akan segera tiba. Apalagi orang Yahudi menyebarkan isu bahwa mereka mencuri mayat Yesus. Hal itu dapat menghasut massa untuk mencari mereka.

Di saat seperti itulah, Yesus hadir dan mengucapkan “Shalom” kepada mereka, yang maksudnya Dia ingin berkata, “Aku peduli sehingga Aku datang ke tengah kamu yang sedang mengalami kesulitan dan ancaman, dan Aku membawa damai sejahtera bagi kamu.”

Ketika Yesus berkata, “Shalom,” para murid sempat merasa sedih karena malu. Mengapa? Ketika Yesus mengalami pergumulan hebat di Taman Getsemani, murid-murid-Nya malah tertidur. Ketika Yesus ditangkap, murid-murid-Nya malah lari. Ketika ditanya apakah ia adalah pengikut Yesus, Petrus malah menyangkal sebanyak tiga kali. Intinya, di saat Yesus membutuhkan mereka, mereka malah meninggalkan-Nya.

Namun, di ayat ini Yesus justru ingin menekankan bahwa Dialah yang ingin berinisiatif membuka pintu perdamaian dengan manusia.

Di ayat 21, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Para murid menyadari betapa mereka telah bersikap munafik, menyakiti Yesus dengan sikap mereka. Namun, mengapa Yesus masih mau mengutus mereka?

Efesus 2:8-10 menjawab hal itu. Ayat ini ingin menegaskan bahwa manusia itu berdosa, lalu Allah mengampuni dan berinisiatif menyelamatkan meski manusia telah bersikap munafik dan menyakiti-Nya. Keselamatan itu bukan hasil usaha manusia itu sendiri. Setelah diselamatkan, manusia menjadi karya agung Allah yang akan melaksanakan masterplan Allah (pekerjaan baik yang telah direncanakan-Nya sejak semula untuk manusia laksanakan).

Selanjutnya, apa dampak dari peristiwa itu di kemudian hari? Kita dapat menyaksikannya bagaimana para murid itu berkarya dan bersaksi. Kitab Kisah Para Rasul mencatat bagaimana Kuasa Roh Kudus itu menyertai para murid menyaksikan Injil Allah. Sehingga tercipta sebuah komunitas yang kian lama kian besar. Maut tidak lagi berkuasa atas komunitas itu. Itulah gereja! Gereja yang bukan sekedar lembaga keagamaan tetapi yang setiap anggotanya dengan gigih menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah.

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.