Guru PAUD & TK di Nabire Dibekali Pelatihan Pendidikan Inklusi, Fokus pada Anak Berkebutuhan Khusus

Nabire, 4 Juni 2025 – Bertempat di TK Nori Manis, para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) di Kabupaten Nabire mengikuti pelatihan dan sosialisasi pendidikan inklusi. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang ramah bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK).
Pelatihan ini menghadirkan Maria Yati Asaputri Kapitaro, S.Sos., MM., AWP sebagai narasumber utama. Ia adalah pemerhati pendidikan dan praktisi inklusi yang berpengalaman. Hadir pula perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Bapak Reynold, yang mewakili Kepala Dinas, memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program inklusi di satuan pendidikan usia dini.
Pendidikan Inklusi: Menghargai Keberagaman, Menyesuaikan Sistem
Dalam paparannya, Maria Yati menjelaskan bahwa inklusi adalah pendekatan pendidikan yang memastikan semua individu—termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus—diterima, didukung, dan memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
Ia menekankan bahwa pendidikan inklusi bukan tentang menyamakan semua anak, tetapi menghargai perbedaan dan menyesuaikan sistem untuk mendukung kebutuhan setiap anak. Lima prinsip utama inklusi yang disoroti dalam pelatihan ini meliputi:
-
Penghargaan terhadap keberagaman
-
Kesetaraan akses dan partisipasi
-
Rasa dimiliki dalam komunitas
-
Penyesuaian sistem, bukan individu
-
Fokus pada potensi, bukan keterbatasan
“Inklusi adalah hak setiap anak dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk mewujudkannya,” ujar Maria Yati.
Pentingnya Inklusi di PAUD dan TK
Pelatihan ini menegaskan bahwa pendidikan inklusi sangat relevan diterapkan sejak usia dini. Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) akan mendapatkan kesempatan bersosialisasi dan berkembang secara emosional, sementara anak-anak reguler belajar empati, toleransi, dan nilai-nilai keberagaman.
Guru dan lembaga pendidikan juga akan semakin profesional dalam melayani semua anak, sekaligus membangun citra sekolah yang positif dan ramah anak.
Mengenali ABK dan Strategi Pembelajaran
Dalam sesi berikutnya, peserta dibekali pemahaman mengenai berbagai kategori ABK, seperti:
-
Tunanetra
-
Tunarungu
-
Tunawicara
-
Tunagrahita
-
Tunadaksa
-
Tunalaras
-
Anak berbakat/cerdas istimewa
Peserta juga diajarkan teknik identifikasi awal melalui observasi sistematis dan kerja sama dengan orang tua. Di sisi strategi pembelajaran, guru didorong untuk:
-
Menata lingkungan kelas agar inklusif
-
Memodifikasi kurikulum sesuai kebutuhan anak
-
Menggunakan pendekatan visual dan taktil
-
Menerapkan strategi peer tutoring dan pembelajaran kooperatif
Kolaborasi, Penilaian, dan Dukungan Berkelanjutan
Pelatihan ini menekankan pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan tenaga profesional seperti psikolog dan terapis. Selain itu, penilaian berbasis proses seperti observasi dan portofolio menjadi bagian penting dari evaluasi perkembangan anak.
Sesi Interaktif dan Praktik Langsung
Untuk memperdalam pemahaman, para peserta diajak mengikuti sesi interaktif seperti:
-
Diskusi studi kasus
-
Simulasi peran antara guru dan ABK
-
Workshop pembuatan alat bantu visual
-
Sesi berbagi pengalaman antar guru
Komitmen Bersama untuk Pendidikan yang Inklusif
Melalui pelatihan ini, diharapkan para guru di Nabire semakin siap dan percaya diri dalam mengimplementasikan pendidikan inklusi di sekolah masing-masing.
“Inklusi adalah perjalanan untuk membangun dunia yang lebih adil dan penuh kasih. Setiap anak berhak bersinar,” tutup Maria Yati.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Raymond Aditya
Ini merupakan satu langkah yang sangat menyentuh dan memberkati bagi smua anak berkebutuhan khusus yang ada di Nabire