Empat Kasus Penganiayaan Kurang dari Sebulan, Warga Nabire Resah Menjelang Akhir Tahun
Nabire, 17 November 2025 – Menjelang akhir tahun 2025, situasi Kabupaten Nabire kembali diwarnai keresahan setelah rangkaian kasus penganiayaan terjadi dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Empat kasus serius tercatat, satu di antaranya merenggut nyawa, sementara empat korban lainnya harus mendapat perawatan intensif. Meningkatnya eskalasi gangguan keamanan ini membuat masyarakat mempertanyakan sejauh mana perlindungan publik dapat dijamin di tengah meningkatnya mobilitas menjelang Natal dan Tahun Baru.
Rangkaian kasus ini dimulai pada 30 Oktober, saat dua pemuda asal KPR Kelurahan Nabarua, Muhamad Rafli Darmawan (20) dan Ahmad Muamar (25), diserang oleh Orang Tak Dikenal (OTK) di rumah mereka sekitar pukul 02.00 WIT. Keduanya mengalami luka bacok cukup serius dan harus menjalani perawatan di RSUD Nabire selama beberapa hari. Pelaku langsung melarikan diri dan hingga kini masih belum tertangkap.
Kasus kedua terjadi 13 November di Kelurahan Kalibobo. Seorang ibu dianiaya oleh OTK di rumahnya sendiri saat hendak menuju kamar mandi. Pelaku yang masuk diam-diam langsung menyerang korban dengan benda tajam sebelum kabur meninggalkan lokasi.
Puncak keresahan terjadi pada Minggu dini hari, ketika seorang pekerja batako, Agus Triyanto (37), ditemukan tewas di wilayah Bumi Wonorejo. Korban diduga kuat dianiaya oleh dua pelaku OTK, yang menurut laporan warga sebelumnya sempat melakukan aksi pencurian di sekitar lokasi kejadian. Peristiwa ini mengguncang masyarakat karena terjadi berdekatan dengan rumah warga dan pelaku tampak bergerak tanpa hambatan.
Belum sempat situasi mereda, sehari kemudian, pada Senin dini hari (17/11) sekitar pukul 03.30 WIT, seorang satpam SMP Negeri 2 Bumi Wonorejo, Menix Taarega (42), menjadi korban penganiayaan berikutnya. Menix ditemukan bersimbah darah di depan gerbang sekolah dengan luka bacok pada wajah dan jari tangan. Warga yang melihat korban tergeletak segera menghubungi aparat keamanan dan mengevakuasi korban ke RSUD Nabire untuk perawatan intensif. Hingga kini, identitas pelaku dan motif penyerangan masih dalam penyelidikan kepolisian.
Komisi A DPRK Nabire Turun Suara: “Situasi Ini Tidak Baik-baik Saja”
Serangkaian tindak kekerasan ini mendapat perhatian serius dari Anggota Komisi A DPRK Nabire yang membidangi pemerintahan, TNI–Polri, dan ketertiban umum, Dina Misiro, S.Pi. Ia menilai bahwa eskalasi gangguan keamanan semakin terasa oleh masyarakat, terutama memasuki akhir tahun yang biasanya diwarnai perayaan keagamaan dan meningkatnya aktivitas masyarakat.
“Dalam beberapa pekan terakhir, situasi keamanan di Nabire tidak baik-baik saja. Ini memicu keresahan dan membutuhkan respons cepat dan terpadu dari seluruh unsur pemerintah,” tegasnya dalam pernyataan resmi.
Dina meminta agar Pemerintah Provinsi Papua Tengah, Pemerintah Kabupaten Nabire, serta TNI–Polri memberikan perhatian khusus terhadap kondisi keamanan yang kian memburuk. Menurutnya, jangan sampai momentum Natal dan Tahun Baru, yang seharusnya penuh kedamaian, justru ternodai dengan meningkatnya tindak kriminal.
Ia juga menekankan bahwa pengamanan akhir tahun tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat, tetapi juga tugas bersama semua pihak.
“Selain pemerintah dan TNI–Polri, kerja sama masyarakat sangat diharapkan. Jika ada hal mencurigakan, segera lapor kepada pihak berwajib terdekat,” ujarnya.
Patroli, Pengamanan Titik Rawan, dan Peran Tokoh: Langkah yang Harus Dipercepat
Untuk meredam potensi kriminalitas, Dina menilai pentingnya langkah cepat dan terkoordinasi, mulai dari peningkatan patroli rutin, pengamanan di titik-titik rawan, hingga koordinasi lintas sektor. Menurutnya, peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi kepemudaan juga sangat strategis dalam membantu menciptakan suasana yang kondusif.
Ia mengingatkan bahwa meningkatnya mobilitas masyarakat serta aktivitas ekonomi menjelang libur panjang dapat meningkatkan potensi kerawanan apabila tidak diantisipasi sejak dini. Karena itu, pemerintah daerah diminta untuk mengambil peran utama dalam memimpin upaya koordinasi tersebut.
“Ini bukan hanya tugas aparat keamanan. Pemerintah daerah harus memimpin gerakan pengamanan ini agar benar-benar terkoordinasi dengan baik,” katanya.
Stabilitas Keamanan Menentukan Kenyamanan Jelang Akhir Tahun
Komisi A DPRK Nabire menegaskan bahwa keamanan yang stabil akan berdampak langsung pada kenyamanan masyarakat, aktivitas ekonomi, dan kelancaran ibadah selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Empat kasus yang terjadi dalam waktu berdekatan ini menjadi sinyal keras perlunya koordinasi dan peningkatan kewaspadaan.
Masyarakat berharap aparat dapat segera mengungkap pelaku dan mencegah terulangnya kejahatan serupa. Sementara itu, warga diminta tetap waspada dan saling menjaga lingkungan masing-masing.
Rangkaian kasus ini menjadi pengingat bahwa keamanan bukan hanya urusan aparat, tetapi juga kepedulian bersama dalam menciptakan Nabire yang aman, damai, dan layak bagi semua.
[Nabire.Net]


Leave a Reply