Ditemani Keladi Tumbuk & Teh Panas, Tim Relawan Gerakan 500 Payung Gelar Diskusi Dengan Mama-Mama Papua Di Nabire

Berbagai keluh kesah dari mama-mama Papua tak pernah habis untuk diungkapkan, namun bisa mendengarkan mereka mengeluarkan uneg-unegnya walaupun tidak semua bisa diutarakan, adalah kebahagiaan tersendiri untuk kita.
Seperti itulah yang dirasakan oleh Tim Relawan Gerakan 500 Payung Untuk Mama-Mama Papua, yang menggelar acara Diskusi Bersama mama-mama Papua yang ada di Nabire, yang dilaksanakan sabtu sore, 2 September 2017, di Sekretariat DPD KNPI, jalan Trikora Kotalama, Nabire.
Acara yang digagas founder aksi Gerakan 500 Payung Untuk Mama-Mama Papua, Roberta Muyapa, menghadirkan perwakilan mama-mama Papua dari Pasar Induk dan Pasar Kaget yang ada di Nabire.

Dalam diskusi santai tersebut, perwakilan mama-mama Papua yang diundang, satu persatu mengutarakan isi hati mereka. Dari apa yang mama-mama tersebut sampaikan, persoalan mengenai pasar untuk mama-mama Papua hingga perlunya Peraturan Daerah untuk memayungi jualan mama-mama Papua seperti noken dan pinang yang belakangan pendapatannya sangat minim untuk mama-mama Papua karena juga diperdagangkan oleh penjual non Papua.
Mama Neli Nawipa dalam diskusi tersebut mempertanyakan pasar mama-mama Papua yang ada di Pantai Nabire milik Bapak Romawi, namun sudah dibubarkan pihak ketiga.
Sementara mama-mama penjual noken mempertanyakan janji untuk membuat gedung noken oleh salah seorang perempuan (red:tidak bisa disebutkan namanya), namun hingga saat ini janji tersebut tak pernah menjadi kenyataan dan hanya tipuan belaka.

Hampir semua perwakilan mama-mama Papua yang diundang dalam diskusi ini, meminta dengan tegas agar pemerintah bisa memperhatikan nasib mama-mama Papua dengan adanya pasar serta peraturan daerah untuk melindungi barang dagangan asli Papua yang tidak boleh diperjualbelikan oleh pihak lain selain mama-mama Papua/orang Papua.
Roberta Muyapa selaku penggagas acara ini sebenarnya masih ingin berlama-lama bertukar pikiran dengan mama-mama Papua, namun waktu yang sangat terbatas membatasi pertemuan tersebut.
Diskusi ini juga diisi dengan sajian makan bersama dengan menu spesial tradisional Keladi Tumbuk & Teh Panas.
[Nabire.Net]


Leave a Reply