Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah Alokasikan Rp68 Miliar untuk Tingkatkan Literasi

Mimika, 11 Juli 2024 – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah mengalokasikan anggaran sebesar Rp68 miliar untuk meningkatkan literasi di wilayah tersebut. Anggaran ini bersumber dari dana otonomi khusus (otsus).
Dikutip Nabirenet dari Antara, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah, Marthen Ukago, menyatakan bahwa sebagai daerah otonomi baru (DOB), pihaknya terus berupaya meningkatkan literasi dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
“Untuk literasi, kami telah menganggarkan Rp68 miliar dan bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (Unicef) untuk mendorong literasi bagi anak-anak,” ujar Marthen Ukago.
Marthen mengungkapkan bahwa terdapat lima kabupaten di Papua Tengah yang termasuk dalam zona rawan konflik, sehingga anak-anak dari wilayah tersebut akan dipindahkan ke kabupaten yang lebih aman untuk bersekolah. Lima kabupaten rawan konflik tersebut adalah Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Paniai, dan Dogiyai.
āAnak-anak akan dibawa ke kabupaten yang aman agar mereka dapat melanjutkan pendidikan,ā jelasnya.
Lebih lanjut, Marthen menjelaskan bahwa sistem ini diterapkan mengingat keterbatasan Unicef untuk menjangkau anak-anak di wilayah rawan konflik, serta sebagai langkah untuk menjaga kesehatan mental anak-anak agar dapat belajar dengan baik.
“Ada empat Sekolah Dasar (SD) di Mimika yang menampung anak-anak dari wilayah konflik. Saat ini, kami sedang berkoordinasi untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Mimika,” tambahnya.
Selain itu, untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), anak-anak akan disebarkan ke Kabupaten Mimika dan Nabire agar pemerataan pendidikan di wilayah aman dapat tercapai.
āTiga wilayah di Papua Tengah yang masuk kategori aman adalah Kabupaten Nabire, Mimika, dan Deiyai, sehingga kami akan membawa anak-anak bersekolah di daerah-daerah ini,ā tutup Marthen Ukago.
[Nabire.Net]
Erro Amoko
Kami ingin mendaftarkan diri
Asael
Aku tertarik degan sekola ini aku ingin ikut dan aku dari ank SMP negeri 1 mulia/puncak yaya nama saya Asael wonda
Habel Wandagau
Saya Guru SMP N1 Beoga, Kabupaten Puncak. Saya sangat setujuh kebijakan bapak. Karena situasi ini kami rasakan. Maka itu supaya sekolah tetap jalan, sy sbg Guru mendukung. Contoh kasus,di distrik Beoga semua satuan sekolah baik SD, SMP dan SMA tdk jalan.
Elias Hasan
Ijin BPK klu bisa kami guru yg di pinggiran ..seperti Distrik Uwapa..Lagari ..yaur dan yaro mungkin Guru2nya bisa di Fasilitasi dgn motor Dinas biar EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN bisa tepat wktu dgn adanya Kendaraan Roda dua (motor)yg difasilitasikepada kepada kami Guru SMP dan SMK/SMK.alasanya Krn klu kami Gunakan Taxi/bis (angkot) TDK efektif sesuai harapan Krn selama 14thn saya bertugas di SMP Negeri 1 uwapa SDH sy rasakan sendiri..Krn wkt dan biaya yg luar biasa yg harus kami keluarkan šš»šš» sekali lagi maaf BPK jika pertanyaan saya melenceng ..sekali lagi maaf BPKšš»