Lapas Nabire Perkuat Tim Pembangunan Zona Integritas Demi Raih WBK 2022

Nabire, Sebagai langkah awal persiapan Pembangunan Reformasi Birokrasi yang berorientasi pada pelayanan yang humanis, Jajaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nabire melaksanakan rapat Pembentukan Tim Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Tahun 2022.
Rapat dipimpin langsung oleh Kalapas Nabire, Manuel Yenusi dan dihadiri oleh seluruh Pejabat Struktural beserta Pegawai, Jumat (28/01).
Dalam musyawarah tersebut berdasarkan kesepakatan bersama, dipilih dan ditunjuk secara langsung Ketua Pembangunan Zona Integritas untuk Tahun 2022 adalah dari Ka.KPLP, Hengky Yoweni yang akan memegang estafet baru khususnya dalam mengkoordinir seluruh Tim Program Kerja (Pokja).
“Untuk tahun 2022 ini sebagai Ketua Pembangunan Zona Integritas adalah Hengky Yoweni. Seluruh tim Pokja 6 (enam) area perubahan berada dibawah pengawasan beliau. Maka dari itu seluruh Pegawai harus saling bekerja sama dalam menghimpun data dukung sebagai pemenuhan data yang diminta” Ucap Kalapas Nabire Manuel Yenusi.
Kalapas Nabire juga mendorong seluruh Pegawai untuk aktif terlibat dalam menciptakan ragam inovasi layanan yang memberikan kemudahan bagi pengguna layanan dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi, serta dapat berkoodinasi kepada pimpinan terkait kebutuhan data dukung yang diperlukan.
“Kedepan layanan kita harus berbasis elektronik yang memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menerima layan. Untuk tahun ini kita tidak boleh Gagal lagi, karena sudah dua lolos di tingkat TPN banyak hal yg sudah kita buat untuk mencapai semua.Kebutuhan apa saja yang terkait dengan peningkatan layanan, sampaikan kepada kami agar bisa kita carikan solusi untuk melengkapinya,” ujar Manuel Yenusi.
Di tempat yang sama Ka.KPLP, Hengky Yoweni juga menyampaikan masukkan dan saran kepada 6 Tim Pokja area Perubahan Agar dapat memperhatikan kebutuhan data dukung yang diminta tiap triwulan. Sehingga meminimalisir kekeliruan dalam pengumpulan data.
“Kesalahan yang sering dilakukan UPT dalam pengumpulan data dukung adalah tidak sesuai dengan data yang diminta. Selain itu tanggal yang seharusnya sinkron dengan data kelengkapan lainnya, malah berbeda. Sesuatu yang kecil memang, namun itu akan menjadi catatan oleh tim verifikator, jadi usahakan sebelum di upload, data harus di kroscek terlebih dahulu,” pungkasnya.
[Nabire.Net/Humas Lapas Nabire]


Leave a Reply