Bupati Nabire : Visi & Misi Untuk Memberdayakan Masyarakat di Nabire dengan Biak Berbeda

Nabire, Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos, M.Si, mengatakan, visi dan misi untuk memberdayakan masyarakat di Nabire dengan Pulau Biak berbeda.

Hal itu disampaikan Bupati Nabire, Mesak Magai, S.Sos, M.Si, saat menghadiri kegiatan dialog antara Bupati Nabire dengan para peternak ayam pedaging dan petelur serta para pemasok ayam beku dan telur luar Papua, yang dilaksanakan di Guest House, Rabu (25/05/2022) lalu.

Dikatakan Bupati Mesak Magai, beberapa waktu lalu, dirinya mendapat sorotan terkait visi dan misi untuk berdayakan masyarakat Nabire yang tidak berjalan.

“Hari ini saya berangkat dari visi dan misi, beberapa waktu lalu ada teman-teman saya yang soroti saya, bahwa visi dan misi untuk memberdayakan masyarakat tidak berjalan. Mereka samakan dengan Pulau Biak,” tutur Mesak Magai.

Lanjut Mesak Magai, kabupaten Biak sudah menghentikan pengiriman telur dari luar. Demikian juga dengan pengiriman ayam.

“Nabire dan Biak tidak sama. Penduduk Biak mayoritas adalah orang asli Biak Sendiri. Sedangkan pendatang adalah minoritas. Penduduk Pulai Biak lebih sedikit jika dibandingkan dengan kita di Nabire. Di Biak, produsen lebih tinggi dari pada konsumen, beda dengan di Nabire, konsumen lebih tinggi daripada produsen,” lanjut Mesak Magai.

“Jika pengiriman ayam potong dari Surabaya atau dari luar dihentikan, siapa yang mau datangkan bibit? Makanya saya diskusi dan dialog dengan masyarakat, apakah kemampuan masyarakat dalam 1 bulan itu mampu berapa?” tandas Mesak Magai.

Oleh karena itu, dalam kegiatan ini, Bupati Nabire menggali informasi ketersediaan kebutuhan ayam pedaging dan petelur di kabupaten Nabire, sehingga nantinya pemerintah dapat membatasi ayam beku dan telur luar Papua dan memberdayakan potensi peternak ayam lokal.

“Uneg-uneg terkait nilai jual dan menyangkut wabah dan sebagainya secara khusus kita akan atur dengan instansi terkait, tetapi kalau program ini kita terapkan kembali dengan produksi masyarakat kita dengan pengiriman dari luar kita hentikan maka dampaknya itu sepeti apa maka itu harus kita pikirkan. Begitu juga masalah rumah potong hewan, akan kita pikirkan untuk kepentingan masyarakat kita,” tutur Mesak Magai.

“Saya harap supaya diskusi kita ini dapat menghasilkan sesuatu yang baik. Kita buang ini kepada publik, ketika kita hentikan pengiriman ayam potong dan telur lalu berdayakan masyarakat kita sendiri, apakah kita mampu untuk menjamin konsumen baik di Nabire atau di beberapa kabupaten?” harap Bupati Nabire.

Adapun maksud dilaksanakannya kegiatan dialog antara Bupati Nabire dengan para peternak ayam pedaging dan petelur serta para pemasok ayam beku dan telur luar Papua adalah untuk berdiskusi, bertanya dan berdialog dengan masyarakat khususnya peternak ayam pedaging dan petelur serta para pemasok ayam beku dan telur luar Papua, tentang seberapa besar kemampuan mereka dalam menyediakan kebutuhan akan ayam pedaging dan ayam petelur di Nabire.

Sedangkan tujuan dilaksanakannya kegiatan dialog ini adalah untuk memberdayakan peternak lokal sekaligus menggali potensi daerah yang ada di kabupaten Nabire, khususnya di bidang peternakan ayam pedaging dan ayam petelur.

Ditegaskan, penghentian pemasukan produk unggas ini tidak bersifat langsung, melainkan akan bertahap. Ia mempersilahkan pedagang menjual habis produk unggas berupa daging dan telur ayam ras yang sudah terlanjur didatangkan hingga bulan ini.

Kemudian pada bulan berikutnya, selama tiga bulan, pemkab Nabire akan menerapkan penghentian pemasukan ayam beku dan telur ayam ras dari luar Papua.

Hadir dalam kegiatan ini, Plt. Sekda Nabire, Herman Kayame, ST.MT, Plt.Kepala Dinas Peternakan Nabire, Melkias Yeimo, Kepala Satpol PP Nabire, AKP Burhanuddin Pawenari, serta para pemasok ayam beku dan telur luar Papua.

[Nabire.Net]