Suku Yerisiam Gua Minta PT Nabire Baru & Pihak-Pihak Lain Tidak Memprovokasi Persoalan Yerisiam
(Dok. Kepala Suku Yerisiam Gua, Daniel Yarawobi)
Beberapa bulan lalu telah dilakukan pertemuan untuk yang kedua kalinya di Kampung Sima,Distrik Yaur, Nabire, Papua, menyoal konflik antara masyarakat Yerisiam Gua dan PT.Nabire Baru menyangkut pengaduan masyarakat Yerisiam Gua ke RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), dengan mekanisme DSF (Dispute Settlement Fasility) sebuah mekanisme yang menggunakan jalur kompromi atau mediasi, serta difasilitasi oleh walinya Yerisiam; Yayasan Pusaka Jakarta, atas penebangan dusun sagu keramat dan pengabaian hak-hak masyarakat yerisiam gua.
Pertemuan kedua tersebut dipimpin oleh Direktur Pusaka, YL.Frangky, dan pertemuan telah menyepakati kriteria mediator, yang kemudian kedua belah pihak akan memilih mediator mana yang akan memediasi, persoalan konflik tersebut.
Terkait hal tersebut, Kepala Suku Besar Yerisiam Gua, via telepon meminta PT.Nabire Baru untuk tidak memprovokasi persoalan yang masih dalam dalam tahapan penyelesaian di RSPO melalui mekanisme DSF.
“Saya Kepala Suku Besar Yerisiam Gua, mewakili masyarakat Adat yang dilindungi oleh Negara ini, sesuai; Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 sebagai hasil amandemen kedua pada tahun 2000 yang berbunyi Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.” Kata Daniel Yarawobi,Kepala Suku Yerisiam Gua
Daniel menegaskan, dirinya sebagai pimpinan adat Yerisiam gua meminta kepada PT.Nabire Baru untuk tidak memprovokasi lagi persoalan Yerisiam dengan informasi yang terkesan provokatif dan menimbulkan persolan baru.
“Saya lihat beberapa waktu belakangan ini media lokal di Nabire membuat pemberitaan yang terkesan provokatif, media harus menulis sesuai kondisi yang sedang terjadi saat ini, jangan buat pemberitaan yang akan mengundang masalah baru,” beber Daniel.
Sementara itu, Sekretaris Suku Yerisiam Gua, Tino Hanebora mengatakan, seharusnya PT.Nabire Baru jangan bikin pemberitaan di media lokal yang tambah memperkeruh persolan yang hari ini sudah di tingkat RSPO dalam mekanisme DSF, kalau seperti begini, kami masyarakat bisa saja membatalkan proses DSF tersebut karena tak menghargai proses RSPO yang sedang berlangsung.
“Kami masyarakat adat sudah komit dengan mekanisme DSF yang ditawarkan RSPO jadi, PT.Nabire Baru harus menghargai itu, sehingga kemelut ini bisa terselesaikan,” pungkas Tino.
[Nabire.Net]



Leave a Reply