Kopi Jamaica Blue Mountain, Cikal Bakal Kopi Arabika Wamena

Jayawijaya – Dalam sejarahnya, kopi di Lembah Baliem, Wamena, Jayawijaya, Papua, pertama kali diperkenalkan oleh Dinas Pertanian Belanda atau Departement Landbouw op Nederlandsch Niew-Guinea pada tahun 1960.

Kepala Dinas Pertanian Belanda pada waktu itu, Van der Sluis, sengaja memilih bibit kopi arabika terbaik dan berkualitas tinggi, yang didatangkan langsung dari Papua Nugini. Kopi ini dikenal dengan nama kopi Jamaica Blue Mountain.

Di Lembah Baliem, kopi ini pertama kali ditanam di Kurima dan Bokondini. Di Kawasan Pasifik Selatan, hanya Papua dan Papua Nugini yang menghasilkan kopi, negara-negara di Pasifik Selatan sangat menyukai produk-produk yang dihasilkan di kawasan ini termasuk kopi.

Australia dan Selandia Baru yang juga terletak di Pasifik Selatan, penduduknya sangat menyukai kopi dari Papua dan Papua Nugini. Hal ini merupakan peluang yang sangat bagus untuk kopi Papua, selain disukai oleh konsumen dalam negeri, juga bernilai ekspor.

Kopi arabika yang tumbuh di pegunungan tengah Papua, masing-masing wilayah memiliki cita rasa dan aroma yang berbeda, hal ini karena dipengaruhi oleh ketinggian tempat, intensitas matahari, kandungan mineral dalam tanah dan kelembaban tanah.

Kopi arabika Wamena, Lembah Baliem, beraroma honey like chocolate caramel fruity dengan after taste yang sangat manis. Kopi arabika Wamena berkadar keasaman yang rendah sehingga dapat dinikmati oleh semua orang.

Saat ini kopi arabika Wamena ditanam secara organik di Yagara, Wolo, Kurima dan Piramid.

Kopi arabika Jamaican Blue Mountain yang jadi indukan kopi pegunungan Papua, dalam sejarahnya pertama kali didatangkan oleh pemerintah Inggris ke Papua Nugini tahun 1890.

Sesuai namanya, kopi ini berasal dari Blue Mountain region, Jamaika. Kemudian pada akhir 1920-an, kopi ini mulai dibudidayakan di perkebunan untuk tujuan ekspor.

[Nabire.Net/Hari Suroto]