Ibadah Minggu Malam, 5 Maret 2023 di GKI Maranatha Malompo Nabire

Nabire, Bertempat di Gereja GKI Maranatha, Jalan RE Martadinata, Malompo, Nabire, Papua Tengah, telah dilaksanakan Ibadah Minggu Malam (05/03/2023).
Ibadah Minggu Malam dan juga merupakan Ibadah Minggu Kesengsaraan ketiga ini, mengusung tema : “Penderitaan Yesus adalah Bukti Kasih Allah Bagi Manusia”
Ibadah diawali pembacaan Warta Jemaat dan Panggilan Beribadah yang dibacakan oleh Majelis Jemaat, dilanjutkan persembahan pujian.
Bertindak sebagai Pelayan Firman Tuhan, Pdt. Enny L.W Biha, S.Th.
Ibadah dilanjutkan dengan pengakuan dosa, doa pengampunan serta berita pengampunan dosa.
Setelah itu, ibadah dilanjutkan dengan pembacaan Hukum Tuhan.
Selanjutnya Ibadah memasuki penyampaian Firman Tuhan. Pembacaan Firman Tuhan diambil dari Kitab Lukas 18:31-34 dengan perikop “Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus”.
Ibadah dilanjutkan dengan perenungan Firman Tuhan. Dalam khotbahnya, Pdt Enny Biha mengatakan, bahwa Yesus rela menderita dan mati untuk menggantikan kita yang berdosa. Tidak ada seorangpun di dalam dunia ini yang mampu seperti Yesus.
Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa apa yang dinubuatkan tentang kesengsaraan-Nya harus digenapi.
Dikatakan Pdt. Enny Biha, Tuhan Yesus harus menerima olok-olokan. Di minggu sengsara ketiga ini, kita harus mengingat bahwa Tuhan Yesus tidak membuka mulutnya bagaikan Induk Domba yang dibawa ke pembantaian.
Tuhan Yesus juga dihina oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Semua harus Yesus tanggung.
Selain itu, Tuhan Yesus juga diludahi. Mari kita bayangkan betapa Tuhan Yesus harus menerima ludah dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. Itu semua Yesus lakukan karena betapa besar Dia mengasihi kita.
Dan Tuhan Yesus juga harus disesah dengan cambuk. Semua yang dikatakan di kitab Yesaya 53 digenapi oleh Tuhan Yesus.
“Ada begitu banyak darah yang mengalir sejak darah Habel hingga saat ini. Tapi semua itu tidak dapat menyucikan dosa umat manusia, hanyalah darah Yesus Kristus yang tak bernoda dan bercacat”, kata Pdt. Enny Biha.
Dan terakhir, Yesus harus dibunuh di kayu salib.
Para murid Yesus tidak memahami perkataan Yesus karena mereka masih berpikir tentang pengharapan akan Mesias secara politis (duniawi).
Apa makna kebenaran Firman Tuhan hari ini?
“Mari kita jangan lagi melakukan apa yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, itulah makna penghayatan dari kebenaran Firman Tuhan di malam hari ini”, lanjutnya.
“Karena itu marilah kita mengevaluasi diri dan kehidupan kita baik secara pribadi, keluarga maupun di dalam persekutuan, apakah kita terus mau mendukakan hati Tuhan ataukah kita mau hidup berkenan kepada Tuhan? Ucapan terima kasih kita adalah dengan cara hidup yang memuliakan nama Tuhan lewat kata dan perbuatan kita, sehingga kita layak disebut murid-murid Tuhan Yesus”, tandas Pdt. Enny Biha.
Menghayati minggu kesengsaraan ketiga ini supaya orang-orang yang hidup di tanah Papua ini memiliki kasih dan menghayati kesengsaraan Tuhan.
Selanjutnya ibadah dilanjutkan dengan pemberian persembahan oleh jemaat.
Ibadah dilanjutkan dengan doa persembahan dan doa syafaat.
Ibadah kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan bersama Kidung Jemaat 344: 1-2, dengan judul “Ingat Akan Nama Yesus”.
Ibadah diakhiri dengan doa berkat.
[Nabire.Net]




Leave a Reply